TEMPO.CO, Jakarta - Setelah meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 pada Senin, 5 Agustus 2024, pebulu tangkis Korea Selatan An Se Young mengisyaratkan pensiun. Buruknya penanganan cedera lutut oleh Asosiasi Badminton Korea menjadi penyebabnya.
An Se young mengalahkan He Bingjiao dari Cina dalam dua game langsung dengan skor 21-13, 21-16 di final tunggal putri di Porte de La Chapelle Arena di Paris. Waktu itu sekitar 10 bulan setelah ia mengalami cedera ligamen di lutut kanannya saat final tunggal putri Asian Games di Cina.
Mengenal An Se Young
Dikutip dari situs web BWF, An Se Young lahir di Gwangju, Korea Selatan, pada 5 Februari 2002. Ia berlatih bulu tangkis saat menduduki bangku kelas satu di Sekolah Dasar Pungam di Gwangju.
An Se Young memulai debut internasionalnya pada usia 13 tahun, berkompetisi di Kejuaraan Junior Asia 2015. Pada kompetisi ini, ia mencapai babak perempat final di nomor tunggal putri dan ganda putri U-15.
Kemenangan internasional pertama dia diraih di Korea Junior Open U-15 pada tahun yang sama. Dominasi An Se Young di turnamen junior terus berlanjut pada 2016 dengan memenangkan berbagai gelar di Jakarta Open Junior International, Jaya Raya Junior Grand Prix, Kejuaraan Junior Asia, dan Korea Junior Open.
Pada 2017, An Se Young mulai berkompetisi di kategori U-17 dan U-19. Meskipun belum meraih medali di nomor individu pada Kejuaraan Junior Asia dan Dunia, ia membantu timnya meraih gelar juara tim campuran junior Asia dan medali perunggu di Kejuaraan Dunia Junior.
Dikutip dari KBC News, An Se Young yang waktu itu berusia 15 tahun dipilih untuk bergabung dengan tim nasional senior Korea Selatan. Ia menjadi siswa sekolah menengah pertama yang mencapai prestasi tersebut.
Harapan An Se Young di Asian Games 2018 belum terwujud. Ia belum membawa pulang medali, nomor perorangan maupun regu. Namun, ia mencapai final turnamen Indonesia International Challenge 2018. Gelar juara senior internasional pertamanya diraih di Irish Open 2018.
An Se Young memenangkan gelar World Tour pertama di New Zealand Open 2019 dengan mengalahkan peraih medali emas Olimpiade 2012, Li Xuerui. Prestasi ini diikuti dengan kemenangan di Canada Open, Akita Masters, French Open, dan Korea Masters. Performa gemilangnya membuatnya masuk dalam peringkat 10 besar dunia tunggal putri BWF, dan ia dianugerahi gelar Pemain Paling Menjanjikan Tahun 2019 oleh BWF.
Saat pandemi Covid-19 menghambat karier An Se Young pada 2020. Ia hanya mengikuti lima turnamen dengan pencapaian terbaik sebagai runner-up di Thailand Masters 2020. Meski begitu, ia berkontribusi meraih medali perak di Asia Manila Team Championships 2020.
Pada debutnya di Olimpiade Tokyo 2021, An Se Young harus terhenti di babak perempat final. Ia mencapai final pertamanya di turnamen level Super 1000, Denmark Open, namun sebagai runner-up. An Se Young menutup tahun dengan raihan gemilang di Indonesia, ia menjuarai tiga turnamen berturut-turut, yakni Indonesia Masters, Indonesia Open, dan World Tour Finals.
Pada 2022, An Se Young mencapai lima final di BWF World Tour, memenangkan Korea Open, Malaysia Masters, dan Australian Open. Ia pun meraih medali perunggu di Kejuaraan Asia dan Dunia. Bersama timnas kategori perempuan Korea Selatan, ia memenangkan Uber Cup.
An Se Young menjadi pemain tunggal putri Korea pertama pada 2023 yang memenangkan gelar juara dunia di Kejuaraan Dunia BWF 2023. Di BWF World Tour, ia meraih delapan gelar dari sepuluh final dan menduduki peringkat satu dunia tunggal putri pada 1 Agustus 2023.
Pilihan Editor: Efek An Se-young, Kementerian Olahraga Selidiki Dugaan Kesalahan Penanganan Cedera Asosiasi Badminton Korea