TEMPO.CO, Jakarta - Kontingen Malaysia gagal meraih medali emas dalam ajang Olimpiade Paris 2024. Tim Negeri Jiran tersebut harus puas dengan raihan dua medali perunggu dari tim bulu tangkis Malaysia via Lee Zii Jia pada nomor tunggal putra dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada nomor ganda putra.
Malaysia belum berhasil mewujudkan impian meraih medali emas perdananya dalam pesta olahraga terbesar di dunia. Sejak pertama kali mengikuti Olimpiade dengan nama Malaysia pada 1960, Kontingen Negeri Jiran baru mampu meraih delapan perak dan tujuh perunggu.
Kegagalan mendapat medali di Olimpiade 2024 bakal dijadikan Malaysia sebagai motivasi tambahan untuk menatap Olimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat. Datuk Hamidin Mohd Amin, Ketua Kontingen Malaysia di Olimpiade 2024, menyuarakan motivasi serupa.
“Saya selaku ketua kontingen, termasuk semua pihak, menteri, dan lainnya pasti menginginkan emas. Kami pun sudah berupaya untuk itu tetapi gagal,” ujar Datuk Hamidin Mohd Amin, dikutip dari Bernama. “Tekad itu akan terus membara hingga Olimpiade 2028. Usaha mendapat emas itu harus dimulai dari sekarang karena Olimpiade adalah kejuaraan elite dan diikuti seluruh atlet terbaik dunia.”
“Diperlukan pengorbanan, bukan hanya dari Kerajaan, persatuan, maupun Dewan Olahraga Nasional tetapi juga oleh para atlet. Perjuangan dan pengorbanan itu bukan hanya dilakukan saat bertanding di Olimpiade tetapi harus dimulai dari sekarang,” ujar laki-laki pria 58 tahun itu.
Terlepas dari kegagalan mendapat medali emas, Datuk Hamidin Mohd Amin tetap mengapresiasi perjuangan 26 atlet Malaysia di Olimpiade 2024. “Sebagian besar atlet Malaysia mampu menunjukkan peningkatan performa dan memperbaiki rekor pribadi. Silakan dilihat di bulu tangkis, angkat besi, dan lainnya,” tuturnya.
“Ini merupakan suatu peningkatan yang bagus walaupun kami pada akhirnya hanya mendapatkan dua medali perunggu,” ujar Hamidin menambahkan.
Sementara itu, kans Malaysia untuk meraih medali emas perdana di Olimpiade 2028 diyakini makin terbuka setelah squash menjadi salah satu cabang olahraga yang akan dipertandingkan. Pasalnya, Malaysia pernah memiliki atlet skuas andalan yang mampu bersaing di level elite. Salah satunya adalah Nicol Ann David yang pernah meraih delapan emas Kejuaraan Dunia.
Sayang, Nicole Ann David yang pada 26 Agustus nanti bakal berulang tahun ke-41 sudah memutuskan gantung raket sejak akhir musim PSA 2018/2019. Walau demikian, Malaysia optimistis bisa menemukan sosok pengganti Nicole Ann David. Empat atlet skuas pun sudah dimasukkan dalam program fast track Road to Gold.
Mereka adalah Ng Eain Yow yang saat ini menduduki peringkat 13 dunia versi PSA untuk sektor putra dan Sivasangsari Subramaniam yang duduk di setrip kesembilan dunia sektor putri.
Kakak-beradik Aifa Azman dan Aira Azman yang saat ini secara berurutan menduduki peringkat 35 dan 35 PSA juga dimasukkan dalam program unggulan Kementerian Sukan dan Belia Malaysia tersebut. “Kami sudah berdiskusi terkait jenis perbaikan layanan apa yang dibutuhkan di tingkat lokal hingga latihan di luar negeri,” kata Hannah Yeoh selaku Menteri Sukan dan Belia Malaysia pertengahan Juli lalu.
“Kami juga sudah berbicara dengan SRAM (Asosiasi Skuas Malaysia) untuk memastikan bahwa mereka sudah memulai persiapan pada saat ini juga. Mereka sangat berhasrat untuk mempersembahkan medali emas pertama untuk Malaysia dari cabor skuas,” ujar Hannah Yeoh.
Pilihan Editor: Pekan Penuh Warna Alvaro Morata: Umumkan Kabar Sedih, Debut di AC Milan, dan Segera Awali Kiprah Kedua di Liga Italia