TEMPO.CO, Jakarta - Lifter muda Kalimantan Timur, Firda Khairunnisa, meraih medali emas angkat besi Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara 2024 (PON 2024) dengan menorehkan sejumlah rekor, Minggu, 8 September.
Atlet berusia 21 tahun itu mencatat total angkatan 212 kilogram pada kelas 87 kilogram putri, dengan rincian angkatan terbaik snatch pada 96 kilogram dan angkatan terbaik clean and jerk pada 119 kilogram.
Firda juga memecahkan rekor nasional clean and jerk atas namanya sendiri pada 118 kilogram. Untuk rekor PON, Firda memecahkan rekor Maharani pada 112 kilogram. Dalam total angkatan, Firda memecahkan rekor PON sebelumnya dimiliki oleh Maharani dengan 207 kilogram.
Maharani yang berasal dari Riau harus puas dengan medali perak setelah membuat total angkatan 191 kilogram, masing-masing 86 kg pada snatch, dan 105 kg pada clean and jerk. Medali perunggu menjadi milik lifter Jawa Tengah, Ayunda Risma Rayisyafitri, dengan total angkatan 187 kilogram setelah mengangkat beban 86 kg dalam snatch dan 101 kg pada clean and jerk.
Firda tak menyangka bisa meraih emas. “Ini merupakan debut di PON. Sebenarnya tidak menyangka bisa dapat (medali) emas pertama kali debut. Alhamdulillah,” kata dia.
“(Was-was) banget. Saya sudah dua hari tidak bisa tidur. Karena yang dilawan (pemenang-pemenang) medali PON yang kemarin jadi kayak aduh.. Bisa gak ya..,” kata dia lagi.
Baik Maharani maupun Ayunda merupakan pemenang medali di kelas yang sama pada PON Papua 2021. Maharani meraih medali emas pada PON Papua, sedangkan Ayunda merupakan pemenang medali perak pada PON edisi sebelumnya.
Perihal kecemasan yang menyergapnya, Firda menyebut bahwa sebenarnya yang menjadi pangkal kecemasan bukan saja karena calon lawan yang dihadapi, tetapi lebih kepada sedikit meragukan diri sendiri.
“Aku susah banget tidur dua hari ini karena mikirin gimana ya pertandingannya. Sebenarnya yang ditakutkan bukan Kak Maharani, bukan musuh-musuh yang lain, sebenarnya saya mikirin angkatan saya sendiri sih. Jadi kayak aduh bisa tidak ya, bisa tidak ya,” ujar dia.
“Karena kemarin tuh saya, dua minggu atau sebulan sebelum berangkat PON, itu lututnya nyeri parah. Sebelah kiri. Cuma alhamdulillah ini gak kambuh sama sekali, cuma yang terakhir, yang gak kena, itu agak sedikit ngilu sih,” paparnya.
Firda kemudian menjelaskan bahwa masalah lain yang harus diatasinya adalah memadukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulawarman dengan kegiatan latihan rutin menuju PON.
“Kondisinya pas saya masih di Kaltim kan sambil kuliah ya, jadi bolak-balik, KKN lah, urus ini-itu. Apalagi KKN kemarin saya itu dua bulan sebelum berangkat PON, dan KKN itu kan satu bulan setengah, itu yang bikin saya kayak aduh benar2 bisa gak ya stabilin badan. Soalnya KKN-nya memang di Samarinda, tapi bolak-balik dari mess ke tempat KKN itu yang lumayan jauh,” tuturnya.
Terakhir, Firda menyebutkan mimpinya ingin bermain dan berprestasi di level yang lebih tinggi lagi. “Inginnya main SEA Games. Memang cita-citanya dari dulu pingin main di SEA Games, juara di SEA Games,” kata dia.
Pilihan Editor: Kakak Beradik Junetha dan Stevannieh Berhasil Raih Emas Muaythai di PON 2024