TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) Dito Ariotedjo menyaksikan langsung pertandingan final bulu tangkis perorangan Pekan Olahraga Nasional atau PON 2024 yang berlangsung di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, Kamis, 19 September.
Dito optimistis ajang ini akan memunculkan pebulu tangkis potensial yang membanggakan Indonesia di kancah dunia pada masa depan. Hal itu karena bulu tangkis di PON ini diikuti oleh atlet-atlet muda U-21 nonpelatnas.
Regulasi itu membuat atlet muda dari daerah saling bersaing demi meraih prestasi tertinggi. "Gelaran PON ini kita bisa lihat bibit-bibit unggul,” ujarnya.
Menurut dia, hal ini selaras dengan fungsi PON yang bertujuan mencari atlet-atlet muda berbakat untuk kebutuhan regenerasi baru. “Apresiasi kepada PBSI dan saya rasa layak untuk ditiru. Prinsipnya kita butuh generasi baru,” kata pria 33 tahun itu.
Dalam kesempatan itu, Dito juga memuji tempat berlangsungnya pertandingan bulu tangkis PON 2024, GOR PBSI Sumut. “Venue bulu tangkis ini menurut saya sangat baik. Salah satu yang baik. Mungkin jadi salah satu contoh yang bagus".
Di PON 2024, Jawa Tengah keluar sebagai juara umum bulu tangkis setelah mereka meraih lima emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Ketua Umum PBSI Akan Ubah Jalur Rekrutmen Pemain Pelatnas Bulu Tangkis
Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Fadil Imran mengatakan ingin meniru langkah pelatih Timnas U-20 Indonesia Indra Sjafri saat ia berencana mengubah jalur masuk pemain bulu tangkis menuru pelatihan nasional (pelatnas).
Rencana ini akan membuat jalur masuk pelatnas tidak lagi hanya dari seleksi nasional yang digelar awal tahun. Harapannya akan muncul bibit-bibit pebulu tangkis potensial yang mungkin saja tidak tercium radar nasional.
Di sepak bola, ini kerap dilakukan Indra. Pelatih asal Batang Kapas, Sumatera Barat itu sebagai pelatih gemar pergi ke daerah-daerah untuk mencari pesepak bola berbakat yang tidak terpantau.
"Ke depan rencana saya sebagai Ketua Umum PBSI terpilih, kita akan merubah regulasi. Bahwa rekrutmen atlet pelatnas itu tidak hanya dari seleknas yang diadakan di akhir tahun. Bisa dari talent scouting, pemandu bakat, pengembangan daerah melihat," kata Fadil saat ia hadir pada pertandingan final bulu tangkis nomor perorangan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, Kamis.
"Yang kedua mungkin memberi ruang juga kepada Sirnas untuk menunjukkan dimana yang poinnya memang ranking-rankingnya bagus," ujarnya menambahkan.
Menurut Fadil, negara-negara lain juga seperti itu. "Kalau kita lihat PSSI, pelatih PSSI kita, Pak siapa? Indra Safri itu. Dia kan dari kampung ke kampung. Peluang menjadi atlet nasional itu tidak mungkin semuanya dari klub," ucapnya.
Rencana ini, kata Fadil, agar jalur masuk pelatnas menjadi lebih merata, sehingga atlet-atlet potensial yang gugur di seleknas karena beberapa faktor, dapat tetap menghuni pelatnas dengan jalur masuk lain.
Melalui sistem baru nanti, kata Fadil, hal ini juga semakin mendorong PBSI di tiap provinsi untuk bekerja keras mengembangkan atlet-atlet di daerahnya masing-masing.
Pilihan Editor: Willy, Tiktoker dengan 354 Ribu Pengikut, Raih Emas Jujitsu di PON 2024