Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesona Risa Suseanty di Dane Soung

image-gnews
ANTARA/Andika Wahyu
ANTARA/Andika Wahyu
Iklan

TEMPO Interaktif, Vientiane - Risa Suseanty tidak mampu menahan tangisnya. Setelah berhasil mempersembahkan medali emas di nomor downhill balap sepeda gunung SEA Games Laos, Kamis lalu, Risa langsung memeluk setiap orang yang memberi selamat.

"Saya bisa meraih medali emas lagi," kata peraih medali emas SEA Games 1997, 1999, 2001 itu. Meski larut dalam keharuannya, Risa tetap tampil menawan dan semakin membuat setiap orang yang mellihatnya berdecak kagum.

Berlaga di cabang olahraga ekstrem seperti ini tidak membuat perempuan manis kelahiran Bandung, 25 Oktober 1980, itu melupakan penampilannya. Bulu mata palsu melekat di kedua kelopak matanya dengan sangat rapi. Bahkan, Risa tetap tampak cantik dengan riasan yang melekat di wajahnya meskipun itu semua akan ditutupi oleh helm dan kacamata (goggle).

Peraih medali perak Kejuaraan Asia Balap Sepeda Gunung 2009 itu juga enggan membiarkan hasil tindikan pada daun telinga kanan dan lidahnya kehilangan kegunaannya. Anting-anting melekat pada kedua piercing itu seperti menambah kemilau kebahagiaan Risa yang akhirnya sukses mendapatkan emas SEA Games lalu setelah enam tahun berselang.

"Saya selalu suka berdandan seperti ini," kata Risa dengan penuh antusias saat ditemui seusai berlaga di Dane Soung, Saythany, Laos. Risa langsung bercerita tentang kecintaan lainnya terkait dengan masalah rias wajah dan tubuh. Dia tetap menghiasi kuku-kuku jarinya dengan aneka macam pewarna kuku ataupun kuku palsu meskipun saat balapan semua itu tertutup oleh sarung tangan.

Bahkan, sesuatu yang baru sengaja diciptakan Risa menjelang penampilan luar biasanya di Dane Soung itu. Sekitar sebulan menjelang pertandingan, Risa tidak ragu memangkas habis rambut panjang yang selalu menjadi ciri khasnya selama ini. "Ini menjadi penanda awal baru yang ingin saya buat untuk perjalanan prestasi saya di balap sepeda," katanya.

Benar saja. Potongan rambut sebahu yang hampir serupa dengan gaya rambut musisi Maia Estianty membawanya kembali pada masa kejayaannya di SEA Games pada akhir tahun 1990-an. Medali emas -- yang pernah didapatkan sebanyak tiga kali -- direbut kembali di Dane Soung. Bukan hanya itu saja. Risa memukau Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng yang menyaksikan penampilannya Kamis pagi lalu.

Hasil yang dicapainya di Dane Soung ini menjadi seperti batu loncatan bagi Risa untuk perjalanan karirnya setidaknya dalam dua tahun terakhir. Meski telah menikah dengan pembalap Singapura, Tan Hong Cun, di tahun 2006, Risa tetap membidik segudang prestasi di tahun-tahun mendatang. "Setidaknya apa yang saya raih saat ini dapat menjadi pertanda baik untuk SEA Games dua tahun lagi di Indonesia," katanya.

Risa memperlihatkan kematangan dan kedewasaan dalam upaya meraup prestasi lebih banyak lagi pada masa mendatang. "Jika pada tahun-tahun sebelumnya semua itu belum tumbuh, mungkin inilah saatnya," katanya. Bukti kedewasaan itu setidaknya ditunjukkan Risa lewat kedisiplinannya dalam berlatih.

Rela meninggalkan sang suami sejenak, Risa mengikuti latihan intensif bersama tim nasional di Lembang, Bandung, selama satu tahun. Selama masa-masa latihan ini dia mengikuti program latihan yang dikembangkan sang pelatih, Oki Raspati dan kawan-kawan.

Selain itu, Risa juga mencoba membiasakan diri untuk mementingkan hal-hal yang mungkin dianggap sepele namun ternyata penting untuk membantu konsentrasi saat balapan. Dia mengatur jadwal biologisnya setiap menjelang pertandingan seperti di Dane Soung kali ini. "Saya mencoba mengatur untuk bisa tidur selama tujuh jam dan bangun empat jam menjelang pertandingan. Dengan begitu, saya tidak akan terganggu dengan masalah-masalah kecil seperti misalnya ingin buang air kecil atau lainnya," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di mata Oki, Risa memang telah menunjukkan bahwa dirinya memang sudah bisa disejajarkan dengan para pembalap kelas dunia lainnya. "Dia benar-benar bisa menunjukkan bagaimana seorang pembalap nasional seharusnya memberikan penampilannya," kata Oki.

Nama: Risa Suseanty

Lahir: Bandung, 25 Oktober 1980

Suami: Tan Hong Chun

Prestasi:

Emas SEA Games 1997, 1999, 2001

Perak SEA Games 2003

Perunggu SEA Games 2005

Peringkat II Kejuaraan Asia MTB 2009

EZTHER LASTANIA (VIENTIANE)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Lifter Indonesia Siti Nafisatul Hariroh (tengah) meraih emas Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki, Kamis, 11 Agustus 2022. (Antara/ISG Photo)
Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.


Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Lifter Indonesia Siti Nafisatul Hariroh (tengah) meraih emas Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki, Kamis, 11 Agustus 2022. (Antara/ISG Photo)
Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.


Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Atlet balap sepeda putri Ayustina Delia Priatna meraih medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) yang berlangsung di Konya, Turki, 9-18 Agustus 2022. Ayu finis kedua dalam lomba nomor omnium putri di Konya Velodrome, Selasa, 9 Agustus 2022. (ANTARA/PB ISSI)
Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.


Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kanan) menyerahkan obor api Asian Games 2018 kepada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (kanan) disaksikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kedua kanan), Ketua Umum Inasgoc Erick Thohir (kedua kiri) dan Ketua Panitia Pelaksana Daerah Asian Games 2018 Palembang Muddai Madang (kiri) saat pawai obor api Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu, 4 Agustus 2018. ANTARA
Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.


Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Alex Noerdin, Gubernur Sumatra Selatan (Reza Sumantri/Tempo)
Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora


ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

Atlet angkat besi Indonesia Irawan Eko Yuli berkompetisi di nomor 62 kg putra Grup A dalam Olimpiade London 2012, Senin (30/7). REUTERS/Dominic Ebenbichler
ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan


ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

Atlet renang Indonesia I Gede Siman Sudartawa. TEMPO/Aditia Noviansyah
ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8


ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ANTARA/Andika Wahyu
ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.


ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

Lifter Jawa Barat Deni melakukan angkatan clean and jerk dalam final kelas 68 kg angkat besi putra PON XIX di GOR Sabilulungan Sijalak Harupat, Bandung,  Jabar, 21 September 2016. Deni berhasil meraih medali emas sementara perak diraih Triyatno dari Kalimantan Timur dan perunggu diraih M. Denial dari Jambi. ANTARA FOTO
ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.


ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

Eko Yuli Irawan, saat bertanding dalam kelas 62kg angkat besi Olimpiade Rio di Riocentro, Pavilion 2, Rio de Janeiro, Brasil, 8 Agustus 2016. AP/Mike Groll
ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.