Ketentuan itu memang membuat Tigor agak terusik. Pasalnya, bosnya, yaitu Ketua Umum PASI Bob Hasan, akan menjadi orang yang terkena imbas aturan itu. Bob pernah meringkuk di penjara Cipinang dan Nusa Kambangan karena kasus korupsi proyek pemetaan hutan. Tapi Tigor juga menyatakan bahwa Bob sangat tenang menghadapi isu ini.
"Pak Bob tenang-tenang saja. Beliau bilang yang penting atletik ini harus maju," ujar Tigor. "Pak Bob tidak pernah berambisi terus-menerus menjadi Ketua Umum PASI. Ia terpilih itu berdasarkan keputusan kongres secara aklamasi bulat."
Meski menyatakan tenang, Tigor tetap mempersalahkan ketentuan ini. Aturan bahwa mantan narapidana tidak boleh mengurus olahraga, kata Tigor, tidak ada dalam AD/ART Federasi Atletik Internasional. "Jadi tidak ada urgensinya pasal itu digunakan untuk PASI," kata Tigor.
Keberatan juga dilakukan pihak PSSI. Meski statuta FIFA mengatur hal tersebut, PSSI mengingatkan bahwa rumusan itu seharusnya disahkan melalui sidang, bukan oleh tim perumus. PSSI juga menegaskan bahwa hubungan logis keanggotaan PSSI adalah ke FIFA selaku organisasi internasional sepak bola. "Garis komando kita adalah AFC dan yang tertinggi FIFA. Bukan yang lain-lainnya. Kalau dengan KONI atau KOI itu lebih bersifat sebagai koordinasi saja," kata Dali Tahir, anggota Komite Eksekutif PSSI.
Aturan ini sebenarnya masih mengakomodasi kepemimpinan Bob di PASI serta Nurdin Halid di PSSI sampai masa jabatan mereka usai. Nurdin akan mengakhiri kepengurusannya pada tahun depan. Sedangkan Bob pada 2012.
Tigor menyatakan, apabila tiba waktunya Bob harus diganti, PASI akan sulit menemukan figur yang bisa menggantikannya. Pengorbanan yang sudah diberikan pengusaha berusia 79 tahun itu sangat besar bagi dunia atletik Indonesia. "Ia merupakan orang yang paling mengerti PASI, mulai A sampai Z. Kiprahnya tidak hanya di nasional, tapi juga internasional," kata Tigor. RINA WIDIASTUTI | ARIS M