Pada game pertama, Nove/Liliyana sempat tertinggal 12-6 hingga mendekati angka kritis 20-16. Selisih itu bisa diperkecil setelah mendapatkan tiga angka berturut-turut 20-19. Namun, upaya ini berakhir setelah pasangan muda Cina itu mendapat satu angka terakhir sekaligus memenangi game pertama dengan 21-19.
Kekalahan di game pertama membuat Juara Dunia 2005 dan 2007 ini bangkit. Sejak awal, mereka langsung tancap gas sehingga berhasil memimpin perolehan angka 6-1 hingga 9-4. Namun, kondisi ini tidak berjalan lama karena Zheng Bo/Ma Jin berhasil menyusul setelah mendapat tujuh angka berturut-turut sehingga skor menjadi 9-11.
Tidak mau terlena, Nova/Liliyana pun mengejar ketertinggalan dan berhasil menyamakan angka menjadi 14-14. Sejak itu, pertarungan semakin sengit dan perolehan angka pun ketat bahkan terjadi deuce dua kali hingga akhirnya pertandingan dimenangkan pasangan Cina, dengan skor 23-21.
“Kita harus mengakui persaingan sekarang sangat ketat. Secara permainan Nova/Liliyana tidak kalah, telah berjuang keras untuk mendapatkan poin demi poin,” kata Jacob Rusdianto, Sekretaris Jenderal Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia yang mendampingi tim kepada Tempo, Jumat (27/8).
Setelah kekalahan Nova/Liliyana, tidak ada lagi wakil Indonesia di ganda campuran. Sebelumnya pasangan Indonesia Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa memutuskan berhenti bermain di game kedua saat menghadapi pasangan Cina Tao Jiaming/Zhang Yawen pada kedudukan 16-21, 10-15.
Di tunggal putri, Indonesia tidak lagi menyisakan wakilnya setelah Maria Febe Kusumastuti dan Adriyanti Firdasari yang tumbang di babak kedua. “Hasil kejuaraan kali ini akan menjadi bahan evaluasi bagi PBSI agar persiapan Kejuaraan Jepang Terbuka dan Cina Terbuka bulan depan lebih bagus,” kata Jacob.
RINA WIDIASTUTI