Sarwendah, yang baru bergabung awal tahun ini, menganggap pendelegasian tugas tidak jelas. Bahkan ada tugas di luar wewenangnya seperti yang tercantum dalam surat keputusan PBSI. Dua hal itu menjadi sebab keluarnya keputusan bintang bulu tangkis Indonesia era 1990-an ini.
Baru dua bulan berjalan, Sarwendah sudah mendapatkan kejanggalan dalam menjalankan tugasnya. "Yang pertama saya juga bingung wewenang saya di sektor tunggal putri yang tidak jelas, karena semuanya ada di bawah koordinasi Li Mao," ujarnya. Li Mao - pelatih asal China yang didapuk menduduki posisi koordinator tunggal - baru bergabung secara resmi sejak bulan lalu. Sarwendah merasa ada tugas yang melampaui wewenangnya sebagai asisten pelatih.
"Tugas saya selama ini hanya menemani pemain berlatih dan melakukan *drill* terhadap pemain, tidak lebih dari itu," papar Sarwendah. Dia merasa ada ketidakcocokan dengan Li Mao dalam bekerja.
Sarwendah semakin bingung saat dirinya diminta membantu latihan para perwira militer di Cipulir. "Tiba-tiba ada perintah seperti itu dari seorang pengurus," ujarnya. Tanpa ada batas waktu yang jelas, serta prosedur permintaan latihan yang tidak disampaikan sebagaimana mestinya melalui Kepala Pelatih atau Kabid Binpres, Sarwendah merasa ada yang tidak beres.
Peraih emas SEA Games 1991 ini merasa dirinya sangat dibutuhkan di Cipayung mengingat ada posisi kosong di kursi kepelatihan tunggal putri. "Padahal setelah Marleve Mainaky keluar, tentu sektor tunggal putri butuh tenaga untuk melatih dan sesuai SK yang ada, saya dipanggil ke pelatnas tentunya untuk melatih pemain," ia menambahkan.
Ketika dimintai tanggapannya, Wakil Ketua Umum II PBSI I Gusti Made Oka menyayangkan keputusan yang diambil oleh Sarwendah. "Da adalah orang yang kita cari dan kita butuhkan untuk membangkitkan bulu tangkis Indonesia, karena itu saya harap dia tetap berada di pelatnas," katanya.
Oka meyakini bahwa keputusan Sarwendah hanya karena adanya salah pengertian saja. Dia melihat bahwa sebetulnya program pelatihan perwira juga merupakan bagian dari program PBSI untuk memasyarakatkan bulu tangkis. "Saya sudah meminta Sekjen (Yacob Rusdianto) untuk berdiskusi dengan Sarwendah, Pak Sabar (Yudo) juga kemarin sudah berbicara dengan Sarwendah. EZTHER LASTANIA