TEMPO.CO, Paris – Serena Williams melompat kegirangan melepaskan raket yang dipegangnya pegitu pukulan forehand silangnya gagal dikembalikan oleh Lucie Safarova. Bola pukulan backhand spin Safarova terlampau lemah sehingga jatuh di lapangan permainanya sendiri.
Williams (AS) peringkat kesatu petenis putri dunia menghentikan perlawanan peringkat ke-13 Safarovsa (Cek) pada kedudukan 6-3, 6-7(2), 6-2 pada final turnamen Grand Slam Prancis Terbuka 2015 di Roland Garros, Sabtu, 6 Juni 2015. Williams berhak atas trofi juara tunggal putri, dan ini merupakan trofi juara ke-20 yang dia rebut di turnamen grand slam.
"Hari ini perasaan saya campur aduk,” tutur Williams, 33 tahun. "Saya agak grogi, dan Lucie bermain sangat bagus. Ia lawan yang luar biasa. Ia bermain agresif dan tak kenal takut.”
Kemenangan Williams atas Safarova ini merupakan yang kesembilan kali dalam sembilan kali pertemuan mereka. Itu sebabnya Williams tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.
"Memenangi grand slam untuk ke-20 kalinya di Roland Garros terasa istimewa, karena tidak pernah sesukses ini di sini. Terima kasis atas dukungan para penggemar saya. Ini bernar-benar mimpi memenangi trofi juara ini,” lanjut Williams, petenis ketiga peraih trofi juara terbanyak grand slam setelah Margareth Court (Australia/24 trofi) dan Steffi Graf (Jerman/22 trofi).
Dengan kemenangan di Prancis Terbuka ini Williams memperpajang posisinya sebagai pemain nomor satu dunia. Ia juga memimpin dalam perolehan poin untuk dapat tapil pada turnamen akhir tahun Asosiasi Peten1s Putri di Singapura, mendatang.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN