TEMPO.CO, Jakarta - Meski belum klik benar dengan motor Ducati-nya, Jorge Lorenzo sangat ingin mempersembahkan gelar juara dunia buat tim barunya, yang menurut dia tugas paling sulit selama berkarier di MotoGP. Mulai musim ini, pembalap Spanyol itu tampil dengan seragam merah Ducati setelah hijrah dari Yamaha, yang telah memberinya tiga gelar juara dunia.
Lorenzo terakhir merebut titel juara dunia pada 2015. Ia sangat ingin membayar kepercayaan Ducati dengan gelar idaman itu.
"Bila mampu melakukannya, itulah hal terbesar yang pernah saya lakukan, sesuatu yang istimewa buat saya dan semua di Ducati. Namun, saya menyukai tantangan dan melakukan hal-hal sulit. Saya sudah melakukannya sepanjang karier dan ingin melakukannya lagi," ujar Lorenzo kepada Marca.
Baca: Marc Marquez Bicara Kesiapan dan Persaingan di MotoGP 2017
Pembalap asal Mallorca itu mengakhiri kiprahnya bersama Yamaha setelah enam tahun pada akhir 2016. Selama di Yamaha berbagai rumor soal ketidakakurannya dengan rekannya, Valentino Rossi, terus mencuat. Menurut direktur tim Massimo Meregalli, kepergian Lorenzo justru membuat atmosfer di tim lebih baik.
"Menurut saya, itu bukan komentar bijak dari seseorang seperti dia. Ia adalah orang yang selalu berpihak pada Rossi untuk satu dan banyak hal," kata Lorenzo mengungkapkan.
Sebelumnya, pembalap berusia 29 tahun itu pernah berujar kalau Yamaha harus memilih antara dia dan Rossi, ia tahu siapa yang akan dipilih.
"Dengan Rossi, Yamaha memiliki ikon di balap dan telah membantu penjualan banyak motor jadi mereka harus menjaganya. Masalahnya adalah kami berdua sama-sama berjuang untuk menjadi juara dunia dan itulah yang membuat segalanya sulit. Namun saya paham kalau mereka harus memelihara permatanya, terutama untuk urusan penjualan motor dan itulah yang membuat perlakuan yang sama terhadap kami sulit," ujar Lorenzo menjelaskan.
Baca: Vinales Kandidat Kuat Juara MotoGP, Dovizioso Juga Menjanjikan
Meski perjuangan untuk menjadi juara dunia makin sulit bersama pabrikan Italia itu, penampilan Lorenzo diprediksi akan membaik karena atmosfer di tim yang lebih bersahabat.
"Bila ada yang bertanya apakah saya bahagia tidak menjadi juara, sulit untuk menjawabnya. Ada aspek lain yang penting bagi pembalap dan bagian tim, kalau kita bahagia maka hal itu bisa menyingkirkan hasil negatif. Namun bukan itu masalahnya. Setelah bertahun-tahun, atau dalam semusim, saya percaya penampilan kami akan membaik dan bisa memenangi banyak balapan," katanya.
PIPIT