Sebuah Desa dan Kisah Unik Kelahiran Paralimpik

Reporter

Rabu, 29 Agustus 2012 21:07 WIB

Daniel Dias, perenang asal Brazil berhasil memecahkan rekor baru Paralimpik yaitu 2:52.60 dalam ajang Paralimpic 2008 di Beijing, (11/9). AFP PHOTO

TEMPO.CO, London - Paralimpik telah kembali ke asalanya. Ajang olahraga bagi atlet penyandang cacat (difabel) tersebut diselenggarakan di negara yang jadi tempat benih ide Paralimpik pertama kali muncul.

Pada 1944, ahli saraf dari Jerman, Ludwig Guttmann, membuka praktek pengobatan bagi orang-orang yang cedera tulang belakang. Lokasi prakteknya ada di rumah sakit Stoke Mandeville, di desa Stoke Mandeville, Inggris.

Guttmann memperkenalkan metode rehabilitasi baru, yaitu olahraga. Dokter tersebut meyakinkan pasiennya yang berkursi roda supaya bermain olahraga polo dan bola basket.

Selanjutnya, pada Olimpiade 1948 yang diselenggarakan di London, Guttman memanfaatkan waktu upacara pembukaan dengan mempertunjukkan kompetisi panahan untuk atlet berkursi roda.

Sejak itu, mulai bermunculan kompetisi bagi atlet difabel. Kompetisi pertama diselenggarakan dengan nama Stoke Mandeville Games, mengambil nama desa tersebut.

Seiring berjalannya waktu, kompetisi berubah nama menjadi International Wheelchair and Amputee Sports World Games, yang jadi salah satu perhelatan olahraga elit bagi kaum difabel, dan rutin diselenggarakan hingga kini.

Pada 1960, perhelatan Paralimpik pertama diselenggarakan di Roma, diikuti 400 atlet difabel dari 23 negara. Selanjutnya, pada 1976, diselenggarakan Paralimpik Musim Dingin di Swedia. Sejak 1988, ajang Paralimpik selalu diselenggarakan di kota yang sama dengan perhelatan Olimpiade. Sekarang, Paralimpik telah jadi ajang olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade.

Paralimpik London 2012 diikuti 4.280 atlet difabel dari 150 negara yang akan berlaga pada 471 nomor pertandingan. Sebelum dimulai, Paralimpik kali ini sudah menuai berbagai rekor, yaitu rekor peserta dan rekor penonton. Terdapat 503 medali emas yang akan diberikan kepada para juara, pada ajang yang berlangsung selama 11 hari tersebut.

Acara penyulutan obor Paralimpik pada Selasa lalu, 28 Agustus 2012, bertempat di Stoke Mandeville, sebagai upaya mengenang sejarah desa tersebut yang telah menjadi bagian sejarah dari Paralimpik. Dari desa itu, obor diarak menuju London.

Di ajang Paralimpik London 2012, Indonesia mengirimkan empat atlet. Mereka ialah atlet tenis meja, David Yacob; atlet lompat jauh, Setyo Budi; atlet angkat besi, Ni Nengah Widi Asih; dan atlet renang gaya punggung 100 meter, Agus Ngaimin.

LONDON2012 | MUHAMAD RIZKI

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya