Lembaga Anti-Doping Indonesia Sekarat

Reporter

Selasa, 23 Juli 2013 16:35 WIB

Foto arsip Lance Armstrong, yang membalap untuk tim Radioshack, saat berdiri di podium lomba Tour de France tahun 2010. Lance Armstrong kehilangan semua gelar yang yang Ia menangkan sejak 1 Agustus 1998, bahkan ia dicekal dari semua aktivitas olahraga akibat skandal doping yang menimpanya. REUTERS/Eric Gaillard/Files

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Yuli Mumpuni, menyatakan persoalan yang terjadi di tubuh Lembaga Anti-Doping Indonesia berkaitan dengan administrasi. Menurut dia, tidak adanya dana untuk LADI tak lepas dari belum adanya program kerja.

"Kami sudah carikan solusinya sejak Mei lalu," kata Yuli, Senin malam, 22 Juli 2013. Menurut Yuli, LADI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga telah melakukan pertemuan pada April silam membahas soal program kerja dan anggaran. Pada saat itu, Kementerian berupaya mencarikan solusi agar pengurus tidak mengundurkan diri sehingga LADI tetap berjalan.

Yuli menyebutkan, pada 2013, LADI memiliki program tes doping bagi para atlet Pelatnas SEA Games. Dana sekitar Rp 182 juta, yang dialokasikan untuk tes kesehatan dan doping, telah disiapkan dan berada dalam pengelolaan KONI Pusat. Sementara pada 2012, anggaran untuk program kerja yang bakal dijalankan tidak disetujui DPR RI.

Lebih lanjut, Yuli menjelaskan, masalah LADI tidak hanya anggaran program kerja, tapi juga terkait gaji pengurusnya. Selama ini gaji pengurus LADI, kata Yuli, berasal dari program kerja yang dijalankan.

Yuli mencontohkan, bila LADI menjalankan program kerja, semisal tes doping, dan membutuhkan dana sebesar Rp 500 juta, itu sudah termasuk gaji bagi para pengurus. “Mekanisme ini yang mau kami ubah,” kata dia. Ke depan, Kementerian berharap gaji pengurus LADI tidak bergantung pada program kerja, tapi sudah masuk ke dalam anggaran tahunan layaknya pegawai negeri sipil.

Sekretaris Kementerian meminta kepada pengurus LADI agar membatalkan pengunduran diri mereka. Yuli menilai ketiga pengurus yang memilih non-aktif itu telah memberikan kontribusi besar bagi LADI. ”Kami masih membutuhkan mereka,” kata dia.

Sebelumnya, tiga pengurus LADI mengajukan pengunduran diri. Mereka adalah Ketua Umum LADI Dwi Hatmisari Ambarukmi; Rusmadi selaku Bendahara; dan Koordinator Bidang Manajemen Hasil, Cahyo Adi. Cahyo menyatakan pilihan non-aktif tak lepas dari tidak adanya anggaran untuk menyokong kegiatan LADI.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya