TEMPO.CO, Jakarta - Peraih medali emas bulu tangkis ganda putra Olimpiade Sydney 2000, Chandra Wijaya, berkomitmen menumbuhkan calon-calon juara dunia ganda putra melalui turnamen bulu tangkis ganda putra. Sebanyak 240 pasangan ganda putra dari 57 klub akan berlaga di Gelanggang Olahraga (GOR) Bulu Tangkis Asia-Afrika, Jakarta, 21-14 Agustus 2013, dalam kejuaraan yang bertajuk "Yonex-Sunrise Men's Double Championship 2013."

Memasuki tahun kelima diadakannya turnamen ini, Chandra berharap bibit juara ganda putra bisa semakin bertumbuh. "Semoga kita bisa meneruskan prestasi dan membanggakan Indonesia. Kita tidak ingin terpuruk dan jatuh lagi," kata Chandra dalam pembukaan turnamen berhadiah 25 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp 272 juta, di GOR Bulu Tangkis Asia Afrika, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2013.

Turnamen tahun ini menambah satu kelompok umur pertandingan, yaitu di bawah usia 13 tahun (U-13). "Penambahan kelompok umur ini supaya adik-adik di bawah usia 13 tahun bisa meningkatkan kualitas dengan menambah jam terbang mereka," kata dia. Secara keseluruhan, turnamen ini mempertandingkan enam kelompok umur, yaitu U-13, U-15, U-17, U-19, dewasa, dan senior.

Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menyambut baik diadakannya turnamen ini. "Kita diingatkan bahwa Indonesia memiliki nama besar di sektor ganda putra," ujarnya.

Roy mengatakan bahwa nomor ganda putra memiliki tradisi juara di kancah dunia. Ia mencontohkan pencapaian-pencapaian atlet ganda putra Indonesia.

Pada 1977, pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi menjadi juara dunia di Swedia, lalu pada 1980 Christian Hadinata/Ade Chandra menjadi juara di Jakarta. "Dan seterusnya, hingga kita paceklik mulai 2007, tapi kembali lagi mendapat gelar tahun ini," kata Roy.

Pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Guangzhou, Cina, dua pekan lalu, Indonesia memperoleh gelar juara dari nomor ganda campuran dan ganda putra. Pasangan ganda putra yang mengharumkan nama bangsa itu adalah Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan. Hendra sebelumnya juga pernah meraih gelar juara dunia pada 2005 bersama Markis Kido.

Pembukaan turnamen ini juga dibarengi dengan pemberian penghargaan "Pembina Terbaik" versi Chandra Wijaya kepada Subagyo Hadi Siswoyo, mantan Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) 1997-2001. Pada masa kepemimpinannya, Indonesia panen gelar juara, di antaranya juara All England ganda putra pada 1999 dan 2001, juara dunia tunggal putra dan ganda putra 2001, juara tunggal putra Asian Games 2000 dan, juara ganda putra Olimpiade Sydney 2000.

Subagyo mengaku senang dengan penghargaan tersebut. "Saya tidak menduga Chandra memberi penghargaan ini kepada saya," kata dia.

Subagyo juga memuji Chandra yang memiliki inisiatif mengadakan turnamen macam ini. "Yang dilakukan Chandra adalah suatu kepedulian terhadap bulu tangkis dari seorang juara," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini. "Harapan saya, turnamen ini akan diteruskan agar lahir Chandra Wijaya baru."

GADI MAKITAN