Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berfoto bersama dengan pemain Persija di Balai Kota Jakarta, 18 Februari 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Seandainya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta jadi mengambil kepemilikan Persija, cerita soal tim berjuluk Macam Kemayoran itu mungkin lain. Sebagai tim asal ibu kota Indonesia, Persija saat ini tidak memiliki kandang.
Masalah stadion bagi Persija saat ini sedang menjadi isu hangat, mengiringi keberhasilan tim itu memenangi Piala Presiden 2018. Membangung stadion adalah salah satu janji kampanye Gubernur Anies Baswedan, sehingga Jakmania pun menagih janji tersebut seusai Persija menjadi juara.
Pada tahun 2015, Ahok sempat berencana mengambil kepemilikan Persija melalui BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Upaya tersebut dilakukan demi mengatasi kesulitan dana yang dialami Persija, yang saat ini dimiliki oleh PT Persija Jaya Jakarta dan diketuai Gede Widiade.
"Kami sudah mau ambil alih kan kemarin. Namun, BUMD enggak bisa merealisasikannya dan bagi kami terlalu mahal. Makanya kami batalkan," kata Ahok pada tahun 2016.
Selain harga yang terlalu mahal, Ahok juga keberatan pada penawaran Persija karena klub itu memiliki banyak utang. Menurut Ahok saat itu, seharusnya Persija tidak perlu mengambil untung terlalu besar karena utangnya banyak.
Gara-gara Ahok batal membeli Persija dan menunda pembangunan stadion, maka Jakmania mengancam tidak mendukungnya dalam Pilgub 2017. Oleh Jakmania, Ahok dianggap kurang memperhatikan Persija.
Persoalan Persija yang pelik sekarang berada di tangan Anies Baswedan. Sebagai Gubernur, apakah dia jadi membangunkan stadion untuk Persija, atau bahkan membeli klub itu dari pemiliknya saat ini?