Petinju kelas berat dunia Anthony Joshua melakukan sesi latihan di St. David Hall, Cardiff, Inggris, 28 Maret 2018. Anthony Joshua saat ini memiliki rekor 20 kali main dengan 20 kemenangan KO. Reuters/Andrew Couldridge
TEMPO.CO, Jakarta - Laga tinju dunia unifikasi gelar kelas berat antara Anthony Joshua vs Deontay Wilder harus digelar tahun ini, atau bakal sulit diwujudkan jika diundur-undur. Begitulah umtimatum yang disampaikan promotor Joshua, Eddie Hearn.
Menurut Hearn, jika tidak segera digelar tahun ini maka akan banyak agenda lain yang kemungkinan akan menunda bahkan membatalkan rencana pertarungan Joshua vs Wilder.
"Pertarungan itu harus bisa digelar tahun ini, sebab jika molor lagi kita akan menemui masalah lain. Masalah yang dihadapi saat ini hanya soal Anthony dan Deontay, yaitu tentang tanggal dan tempat pertarungan," kata Hearn.
"Jika Deontay serius ingin menghadapi Anthony, rencana itu bisa segera diwujudkan. Tetapi menurut saya, kubu Deontay sulit diprediksi keinginannya," ujar Hearn melanjutkan.
Juara kelas berat WBC, Deontay Wilder. (showtime)
Sebagai juara di empat badan tinju dunia: WBA, IBF, WBO, dan IBO, Joshua punya kewajiban untuk mempertahankannya dalam pertarungan wajib. Pertarungan wajib untuk Joshua belum tiba giliran, dan dia bebas memilih lawan termasuk unifikasi gelar melawan Wilder.
Namun tahun depan Joshua akan menemui pertarungan wajib, sehingga dia harus melawan penantang pertama di salah satu badan tinju dunia tersebut. Jika itu yang terjadi, bisa dipastikan laga melawan Wilder harus mundur lagi.
Hal serupa juga dihadapi oleh Wilder, yang punya kewajiban mempertahankan gelar versi WBC dalam mandatory fight.
Seandainya Joshua lebih memilih laga tinju dunia melawan Wilder saat kewajiban mereka mempertahankan gelar tiba, sangat mungkin sabuk juara mereka akan melayang.