Grand Master Wanita (GMW) Indonesia Medina Warda Aulia memindahkan bidak catur pada pertandingan catur simultan yang diselenggarakan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Kantornya, Jakarta Pusat, 18 Agustus 2016. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan pembina PB Percasi Eka Putra Wirya berharap dalam waktu satu hingga dua tahun mendatang ini di Indonesia akan muncul grandmaster baru setelah saat ini mengalami krisis pecatur bergelar grandmaster.
"Kami terus melakukan pembinaan kepada para pecatur muda dengan mengirim mereka ikut turnamen di luar negeri ataupun mendatangkan pecatur asing ke Indonesia," kata Eka disela-sela pertandingan turnamen grandmaster dan grandmaster putri 2018 di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis 26 April.
Dikatakannya, saat ini Indonesia tengah mengalami krisis kekurangan pecatur bergelar grandmaster, menyusul telah tiadanya empat grandmaster yang telah meninggal dunia yaitu GM Ruben Gunawan, GM Edhi Handoko, GM Herman Suryadireja, serta yang terakhir berpulang GM Ardiansyah.
Dengan telah tiadanya empat GM itu, kini Indonesia hanya tinggal memiliki tiga pecatur bergelar grandmaster yaitu; GM Utut Adianto, GM Cerdas Barus dan GM Susanto Megaranto. Sedangkan untuk grandmaster putri Indonesia hanya memiliki WGM Irene Kharisma Sukandar dan WGM Medina Warda Aulia.
Namun Eka Putra Wirya mengaku optimistis Indonesia bakal mampu mencetak grandmaster lagi.
"Novendra mampu menjuarai Bangkok Open, dan kini saya lihat dia tampil bagus di babak awal di turnamen JAPFA grandmaster 2018 ini," katanya.