Reza Alipour Shenazandifard, Usain Bolt Arena Panjat Tebing

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Jumat, 24 Agustus 2018 13:40 WIB

Atlet panjat tebing Iran Reza Alipoer Shenazandifar menjadi peraih medali emas speed putra Asian Games 2018. ANTARA/INASGOC/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Reza Alipour Shenazandifard, atlet panjat tebing asal Iran, membetot perhatian pengunjung dalam final nomor Speed Asian Games 2018 di arena panjat tebing, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis. Ia bisa menjadi juara tanpa bertanding tapi justru tampak tak puas dan minta panitia tetap menggelar lomba.

Reza menjadi pujaan banyak penonton arena panjat tebing. Bukan hanya wajah yang ganteng yang mencuri perhatian tapi juga penampilannya yang memukau bak spiderman, yang memperlihatkan kekuatan, kecepatan dan kelenturan otot-otot tubuhnya. Sejak babak penyisihan, atlet berusia 23 tahun ini selalu tampil memukau karena selalu mencetak catatan waktu tercepat saat diadu dengan lawan-lawannya.

Tak heran jika ia dijuluki manusia tercepat lintasan vertikal oleh Federasi Internasional IFSC karena menjadi pemegang rekor nomor Speed papan 15 meter yang belum terpecahkan hingga kini. Ia juga digelari Usain Bolt-nya cabang panjat tebing

Di ajang Asian Games, sejak awal Reza dijagokan sebagai juara. Ia pun melaju mulus ke final. Dalam lomba itu, ia juga bisa merebut emas tanpa harus bersusah payah. Lawannya asal Cina, Zhong Qixin, melakukan kesalahan saat start sehingga secara otomastis perlombaan dimenangi Reza.

Tapi, Reza tampak tak puas. Ia terlihat kecewa, bahkan ia meminta petugas penyelenggara pertandingan khusus mengulang perlombaan untuk dirinya demi mengetahui berapa catatan waktu yang didiperolehnya. Lomba akhirnya digelar, ia harus kecewa karena waktunya jauh dari rekor dunia yang dicetak sebelumnya.

Advertising
Advertising

Pada seri Kejuaraan Dunia seri Kejuaraan Dunia di Nanjing, China pada 2017, Reza berhasil menetapkan rekor dunia baru 5,48 detik. "Iya saya kurang puas jika tidak diadu. Maunya saya, untuk jadi juara sebenarnya diadu dulu," kata Reza.

Reza Alipour telah menggeluti olahraga panjat tebing ini sejak belia. Kecintaannya demikian mendalam pada olahraga ala spiderman ini, bahkan ia rela melakukan latihan 10 jam dalam satu hari yang terbagi dalam tiga sesi yakni pagi, siang, dan sore. Lebih mengejutkan lagi, Reza sama sekali tidak memiliki pelatih selama beberapa tahun.

Lantaran itu, atlet dengan tinggi badan 170 cm dan berat 76 kilogram ini mengatur sendiri menu latihan hariannya, termasuk jadwal pertandingan internasional demi mencapai puncak prestasi atau peak performance di Asian Games Indonesia 2018.

Dalam berlatih menjelang AG 2018 ini, ia hanya ditemani sepupunya Mehdi Alipour Shenazandifard (20) yang juga mewakili Iran di nomor yang sama dengannya, Speed Man. Justru, Reza yang menjadi pelatih bagi Mehdi sehingga Mehdi bisa menembus babak delapan besar.

Meski tanpa pelatih, keunggulan Reza sangat terlihat jelas. Meski ia tertinggal di 7,5 meter awal yang biasanya menguntungkan bagi atlet berpostur tinggi, tapi ia bisa mengejar di 7,5 meter akhir yang biasanya menguntungkan bagi atlet berpostur pendek. Satu hal yang sangat mencolok, ia bisa menciptakan gerakan ekplosif di satu meter terakhir ketika akan menyentuh tombol finis.

Keberhasilan Reza menjadi atlet terbaik dunia ini sebenarnya sudah terlihat dari seri Kejuaraan Dunia di Haiyang, Tiongkok tahun 2013, saat ia telah memecahkan rekor dunia dengan mencatatkan waktu 06,24 detik, yang sekaligus menjadi medali emas pertama cabang olahraga panjat tebing dalam sejarah Iran. Kemudian pada tahun 2014 di Spanyol, ia memperbaikinya menjadi 05,97 sehingga Federasi Internasional Panjat Olahraga IFSC memberinya gelar "The Cheetah Asia" kepada pria ganteng ini.

Penampilan terbaiknya kemudian terjadi di seri Kejuaraan Dunia di Nanjing, China pada 2017 dengan berhasil menetapkan rekor dunia baru 5,48 detik dan sekaligus mendapatkan sematan julukan "Usain Bolt of speed climbing". Atas keberhasilannya itu, Reza dinobatkan sebagai pemeringkat pertama versi Olahragawan Dunia Internasional Association (IWGA) 2018 mengalahkan powerlifter asal Ukraina Larysa Soloviova.

Khusus di Asian Games, sebenarnya Reza bertekad untuk menjadikannya sebagai ajang memecahkan rekor sendiri. Namun, di luar kuasanya, ia mengalami cidera di engkel saat turun di seri Kejuaraan Dunia di Arco, Italia, pada Juli 2018 atau tepatnya hanya beberapa pekan sebelum Asian Games.

Pada saat di Italia itu, ia hanya mendapatkan perunggu dengan mengemas catatan waktu 5,59 detik. Lantaran itu pula, Reza mengaku kurang tampil maksimal di Asian Games Indonesia. Ia pun harus mengubur mimpinya memecahkan rekor sendiri. "Ya saya berharap bisa mencapai 'peak performa' saya kembali, sehingga bisa memperbaiki rekor dunia," kata dia.

Cabang olahraga Panjat tebing merupakan olahraga yang memadukan kekuatan, ketahanan, dan kelenturan sehingga atlet membutuhkan perhitungan yang sangat akurat untuk menentukan langkah di jalur pemanjat. Satu kesalahan saja bisa menyebabkan atlet jatuh dan kehilangan kesempatan untuk mengulang. Meski dengan tingkat kesulitan itu, Reza dapat menjadi yang terbaik karena tingginya dedikasi terhadap olahraga ini.

Berita terkait

FPTI Kawal Progres Latihan Atlet Panjat Tebing yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024

26 hari lalu

FPTI Kawal Progres Latihan Atlet Panjat Tebing yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024

FPTI menerapkan teknologi perekaman untuk mengawal progres latihan atlet panjat tebing yang lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

2 Sudah Lolos, FPTI Targetkan 4 Atlet Panjat Tebing Lain Bisa Raih Tiket Olimpiade 2024

28 hari lalu

2 Sudah Lolos, FPTI Targetkan 4 Atlet Panjat Tebing Lain Bisa Raih Tiket Olimpiade 2024

FPTI memproyeksikan sebanyak enam atlet panjat tebing Indonesia akan lolos untuk ikut berkompetisi dalam ajang Olimpiade 2024 Paris

Baca Selengkapnya

Wawancara Desak Made Rita Kusuma Dewi: Mimpi Saya Ingin di Podium Satu Olimpiade Paris 2024

47 hari lalu

Wawancara Desak Made Rita Kusuma Dewi: Mimpi Saya Ingin di Podium Satu Olimpiade Paris 2024

Desak Made Rita Kusuma Dewi menuturkan bagaimana dia awal mula mengenal panjat tebing hingga persiapannya menuju Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Desak Made Rita Kusuma Dewi Wakili Indonesia di Olimpiade Paris 2024: Ini Mimpi yang Jadi Kenyataan

55 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewi Wakili Indonesia di Olimpiade Paris 2024: Ini Mimpi yang Jadi Kenyataan

Desak Made Rita Kusuma Dewi mengakui tampil di Olimpiade Paris 2024 menjadi salah satu pencapaian terbesarnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Desak Made Rita Kusuma Dewi Sempat Dilarang Orang Tua Jadi Atlet Panjat Tebing

56 hari lalu

Cerita Desak Made Rita Kusuma Dewi Sempat Dilarang Orang Tua Jadi Atlet Panjat Tebing

Desak Made Rita Kusuma Dewi mengatakan raihan prestasi dalam berbagai ajang yang diikuti menjadi cara untuk meyakinkan kedua orang tuanya.

Baca Selengkapnya

Desak Made Rita Kusuma Dewi Ingin Raih Catatan Waktu Kurang Dari 6 Detik di Olimpiade 2024

57 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewi Ingin Raih Catatan Waktu Kurang Dari 6 Detik di Olimpiade 2024

Catatan terbaik Desak Made Rita Kusuma Dewi saat latihan terakhir berada di angka 6,52 detik dan dia ingin bisa lebih cepat di Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Sudah Lolos, Rahmat Adi Mulyono Berani Pasang Target Medali Emas di Olimpiade 2024

23 Februari 2024

Sudah Lolos, Rahmat Adi Mulyono Berani Pasang Target Medali Emas di Olimpiade 2024

Atlet panjat tebing nomor speed putra Rahmat Adi Mulyono menargetkan meraih medali emas di Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Federasi Panjat Tebing Indonesia Targetkan 2 Medali Emas di Olimpiade 2024

17 Februari 2024

Federasi Panjat Tebing Indonesia Targetkan 2 Medali Emas di Olimpiade 2024

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menyatakan membidik dua medali emas Olimpiade 2024 Paris dari nomor speed putra dan putri.

Baca Selengkapnya

Gelora Bung Karno Lokasi Kampanye Akbar Prabowo-Gibran, Ini Profil GBK yang Mulai Dibangun Pada 1960

9 Februari 2024

Gelora Bung Karno Lokasi Kampanye Akbar Prabowo-Gibran, Ini Profil GBK yang Mulai Dibangun Pada 1960

Berikut profil Gelora Bung Karno atau GBK lokasi kampanye akbar Prabowo-Gibran. Mulai dibangun 1960 dan diresmikan 1962. Berapa kapasitasnya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Berduka Atlet Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal

14 Januari 2024

Presiden Jokowi Berduka Atlet Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal

Presiden Jokowi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya lifter peraih tiga medali Olimpiade asal Papua, Lisa Raema Rumbewas.

Baca Selengkapnya