Usai Asian Games, Jintar Simanjuntak Pensiun dan Jadi Pelatih

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Jumat, 31 Agustus 2018 11:34 WIB

Jintar Simanjuntak (kanan) dan para peraih medali karate kelas -67kg komite di Asian Games 2018. ANTARA/INASGOC/Yudhi Ginanjar

TEMPO.CO, Jakarta - Jintar Simanjuntak segera pensiun setelah Asian Games 2018. Atlet 31 tahun itu menutup kariernya dengan manis karena mampu merebut medali perunggu nomor pertandingan Kumite putra -67 kilogram.

"Medali ini adalah hasil yang manis yang bisa saya buat. Medali ini persembahan terakhir saya untuk Indonesia. Saya tutup karir dengan medali perunggu Asian Games 2018. Setelah ini, saya pensiun sebagai atlet," ucap Jintar seusai bertanding di Plenary Hall, JCC Senayan, Jakarta, 26 Agustus.

Selama menjadi karateka, Jintar telah mengikuti berbagai kejuaraan karate di tingkat internasional, diantaranya World Championships 2012, Karate 1 Premier League 2017, Asian Championships 2017, SEA Games (2009, 2011, 2013 dan 2017) dan Asian Games (2010, 2014 dan 2018).

Setelah memutuskan untuk mengakhiri karirnya sebagai atlet, Jintar masih memiliki rencana untuk masa depannya, yaitu menjadi pelatih karate. Sebagai langkah awal, dia mengaku ingin memulai karirnya sebagai pelatih karate di tanah kelahirannya di Sumatera Utara. Beruntung, saat ini dia pun telah memperoleh jabatan sebagai pelatih di Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Sumatera Utara.

Namun Jintar masih memiliki harapan di dalam hati untuk menjadi pelatih karate di tingkat nasional pada suatu hari nanti.

Advertising
Advertising

Selain menjadi pelatih, Jintar juga meniti karier sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatera Utara. Kepada Dispora, dia menyampaikan rasa terima kasih karena telah memberikan izin untuk ikut membela tim karate Indonesia dalam pentas Asian Games 2018.

Selama bekerja di Dispora Sumatera Utara, dia mengaku agak kesulitan membagi waktu antara pekerjaannya sebagai PNS dan juga sebagai atlet. Dia mengaku senang sekali ketika diberikan izin mengikuti pelatnas karate untuk persiapan Asian Games.

Karir Jintar belum berhenti sampai PNS saja, pria yang memiliki tinggi badan 167 centimeter itu juga memiliki Dojo atau tempat latihan bela diri karate, lengkap dengan murid-muridnya.

Bahkan, salah satu murid yang bernama Muhammad Fahmi Sanusi berhasil menjadi juara karate dunia tingkat junior pada 2015 lalu. "Meskipun saya sudah memutuskan untuk pensiun sebagai atlet, saya tetap ingin mengabdi untuk negara sebagai seorang pelatih karate," tutur Jintar.

Perbaikan pembinaan karate, satu-satunya alasan yang memotivasi Jintar untuk melanjutkan karir sebagai pelatih karate adalah keinginannya untuk memperbaiki pembinaan terhadap atlet-atlet karate yang ada di Indonesia.

Dia yakin bahwa melalui pembinaan yang baik dan tepat, maka kemampuan atlet juga akan ikut meningkat dan prestasinya semakin membanggakan.

Menurut dia, kemampuan karateka Indonesia saat ini terus membaik dan tidak kalah jauh apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Tim karate Indonesia, sambung dia, hanya kurang banyak pelatihan atau training serta try out di luar negeri, sehingga bisa dibilang pengalamannya masih sangat minim.

Oleh karena itu, dia mengungkapkan jika tim karate Indonesia sering diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan di luar negeri, maka pengalamannya akan terus bertambah.

Lebih lanjut, dia menilai pelatihan di luar negeri juga dapat memperkaya pengetahuan atlet mengenai gerakan dan strategi karate yang digunakan di negara-negara lain. Sehingga saat menjalani pertandingan dan menghadapi lawan yang berbeda-beda, atlet sudah tahu harus menggunakan taktik apa.

Di sisi lain, dia menekankan bahwa pembinaan terhadap para atlet bukan hanya digencarkan saat usia dini atau ketika di tingkat junior saja. Justru pembinaan itu harus lebih ditingkatkan saat atlet berada di tingkat senior.

Berdasarkan pengalamannya, seringkali dia melihat banyak karateka tanah air yang memiliki banyak prestasi gemilang di tingkat junior. Namun ketika menginjak level senior, prestasinya malah menurun.

Artinya, di saat itulah pembinaan atlet harus lebih ditingkatkan. Untuk itu, dia pun bertekad kuat untuk dapat menjadi pelatih yang mampu menghasilkan atlet-atlet karate berprestasi. "Perjalanan saya sampai disini sebagai atlet. Medali perunggu menjadi penutup yang manis. Saya bangga. Saya berharap karateka Indonesia ke depannya akan jauh lebih baik lagi," ungkap Jintar Simanjuntak.

Berita terkait

Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

25 Februari 2024

Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

Akio Saiko menyabet medali emas dalam ajang World Karate Youth League 2024. Sifa Salsabila mengantongi medali perunggu.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

22 Februari 2024

Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

Bela diri mengajarkan anak untuk tidak menganiaya orang. Bisa digunakan anak membela diri dari pelaku bullying

Baca Selengkapnya

Makna Karate bagi Iwan Fals sebagai Way of Life

22 Januari 2024

Makna Karate bagi Iwan Fals sebagai Way of Life

Iwan Fals kerap melatih karate anak-anak komunitas di sekitarnya. Karate telah digelutinya sejak ia remaja.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Keberhasilan Atlet Fudokan Indonesia

12 Januari 2024

Bamsoet Apresiasi Keberhasilan Atlet Fudokan Indonesia

Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Keberhasilan Atlet Fudokan Indonesia Raih Juara di 9th World Fudokan Karate Championship Serbia

Baca Selengkapnya

Aldhea Azarina Bharata Pulang Kampung ke Banyuwangi Setelah Gondol 2 Medali Emas Kejuaraan Karate Dunia di Portugal

8 Desember 2023

Aldhea Azarina Bharata Pulang Kampung ke Banyuwangi Setelah Gondol 2 Medali Emas Kejuaraan Karate Dunia di Portugal

Aldhea Azarina Bharata, 11 tahun peraih dua medali emas dalam kejuaraan karate dunia pulang ke kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Tim Karate Pelajar Indonesia Raih 10 Medali Emas di Kompetisi Internasional MIKO

7 Desember 2023

Tim Karate Pelajar Indonesia Raih 10 Medali Emas di Kompetisi Internasional MIKO

Tim Karate Indonesia bersaing dengan 791 peserta dari 93 tim yang berasal dari negara-negara kuat pada cabor karate.

Baca Selengkapnya

Siswa SD Banyuwangi, Aldhea Azarina Bharata, Raih 2 Medali Emas Karate di Portugal

5 Desember 2023

Siswa SD Banyuwangi, Aldhea Azarina Bharata, Raih 2 Medali Emas Karate di Portugal

Aldhea Azarina Bharata, atlet karate yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar Kabupaten Banyuwangi, dua medali emas pada kejuaraan di Portugal.

Baca Selengkapnya

Petugas Imigrasi Meninggal Dilempar di Lantai 19, Semasa Hidupnya Jago Karate

30 Oktober 2023

Petugas Imigrasi Meninggal Dilempar di Lantai 19, Semasa Hidupnya Jago Karate

Paman korban juga tidak tahu hubungan petugas Imigrasi TrFattah dengan WNA Korse) berinisial KH yang diduga melemparnya hingga jatuh.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Hasil Asian Games 2023: Sabtu Berlalu Tanpa Medali, Indonesia Dipastikan Finis di Posisi 13

8 Oktober 2023

Rangkuman Hasil Asian Games 2023: Sabtu Berlalu Tanpa Medali, Indonesia Dipastikan Finis di Posisi 13

Asian Games 2023 di Hangzhou, Cina, akan ditutup Minggu hari ini, 8 Oktober. Indonesia dipastikan finis di posisi 13 klasemen medali.

Baca Selengkapnya

Klasemen Perolehan Medali Asian Games 2023 Sabtu Sore 7 Oktober: Indonesia di Posisi 13 Usai Karate dan Angkat Besi Gagal

7 Oktober 2023

Klasemen Perolehan Medali Asian Games 2023 Sabtu Sore 7 Oktober: Indonesia di Posisi 13 Usai Karate dan Angkat Besi Gagal

Indonesia masih tertahan di peringkat ke-13 klasemen perolehan medali Asian Games 2023 hingga Sabtu sore, 7 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya