Juara China Open 2018, Anthony Ginting Dapat 2 Julukan Wah
Reporter
Non Koresponden
Editor
Nurdin Saleh
Senin, 24 September 2018 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anthony Sinisuka Ginting akan tampil di turnamen Korea Open 2018, yang dimulai Selasa, 25 September 2018, dengan lebih percaya diri. Pemain 21 tahun ini baru saja berhasil menjuarai turnamen China Open, dengan melewati rintangan berat sejak babak pertama.
Baca: Juara China Open 2018, Begini Komentar Anthony Sinisuka Ginting
Keberhasilan di China Open membuat Anthony Ginting disemati dua lebel berbau pujian oleh media. Apa saja label itu?
1. Pembunuh Raksasa
Gelar itu sudah mulai melekat sejak Asian Games 2018 lalu. Di China Open, sebutan itu kian banyak disematkan padanya karena melihat lawan-lawan yang dia singkirkan hingga menjadi jaura. Di babak pertama ia mendepak Lin Dan, pemain gaek Cina peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Di babak kedua giliran pemain nomor satu dunia asal Denmark, Viktor Axelsen, yang dia depak. Kemudian Chen Long, pemain Cina peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2018, juga dia singkirkan. Di babak berikutnya ia mengalahkan Chou Tien Chen (Taiwan), yang sempat mengalahkannya di semifinal Asian Games 2018, dan di partai puncak ia menjadi juara dengan menekuk Kento Momota, Juara Dunia 2018.
Baca: Peringkat Bulu Tangkis: 5 Wakil di 10 Besar, Marcus/Kevin Nomor 1
Apa kunci keberhasilan Anthony? "Saya bersyukur bisa melewati undian yang berat, kuncinya ya saya cuma berusaha, nggak terbebani. Waktu draw keluar, saya cuma melihat siapa lawan saya di babak pertama, itu saja. Makanya kalau ditanya, peluang lawan si A si B di perempat final, semifinal, saya tidak tahu, karena saya tidak perhatikan sampai ke sana. Saya fokus pada lawan yang akan saya hadapi besok," ujar Anthony.
Ia juga mengaku belajar dari pengalaman. Anthony memetik banyak pelajaran dari ajang Asian Games 2018, dimana ia meraih medali perunggu di perorangan, dan medali perak bersama tim beregu putra. "Hal paling penting yang saya pelajari adalah dari Asian Games kemarin, saya mencoba untuk lebih menikmati permainan saya di lapangan. Kalau dari segi persiapan, yang paling berpengaruh adalah soal fisik saya. Kita tidak tahu bagaimana hasil undian kita di sebuah turnamen, jadi kalau dapat lawan yang berat terus, harus punya fisik yang prima untuk bisa sampai ke final dan juara," tutur Anthony.
Selanjutnya: Generasi Baru Tunggal Putra Dunia
<!--more-->
2. Generasi Baru Tunggal Putra Dunia
Dengan keberhasilan menjuarai China Open, Anthony kini masuk jajaran pemain elit yang berhasil menjadi yang terbaik di turnamen level 1000 di tahun ini. Hanya ada 3 turnamen level 1000 setiap tahunnya yang diselenggarakan di Cina, Indonesia, dan di Inggris (All England). Shi Yuqi dari Cina menjadi peraih gelar All England 2018. Sedangkan titel Blibli Indonesia Open 2018 direbut Momota. Anthony kemudian merebut China Open. Ia pun dimasukkan dalam jajaran pemain muda yang disebut generasi baru di tunggal putra yang perlahan mulai menggeser eksistensi para senior seperti Lin Dan, Chen Long dan Lee Chong Wei.
Apa kata Anthony soal label ini? "Eranya Ginting? Mungkin belum ya, nanti kalau saya sudah bisa konsisten, mungkin bisa. Soal komentar mengenai saya adalah salah satu pemain yang paling bertalenta, saya ucapkan terima kasih, saya tidak tahu mengomentari ini, biar orang yang menilai. Generasi muda tunggal putra saat ini banyak sekali yang bagus, Momota, Axelsen, Shi Yuqi dan masih banyak lagi," kata dia Anthony Ginting.
BADMINTON INDONESIA