Polemik Audisi Bulu Tangkis PB Djarum Selesai, Ini Kata PB PBSI

Jumat, 13 September 2019 00:36 WIB

Sekretaris Jenderal PB PBSI, Achmad Budiarto di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis, 12 September 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Achmad Budiarto mengapresiasi kesepakatan antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Djarum Foundation terkait polemik audisi bulu tangkis PB Djarum.

Kesepakatan itu diambil setelah KPAI dan Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (PB Djarum) bertemu di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, untuk membahas polemik Audisi Bulu Tangkis PB Djarum, Kamis, 12 September 2019. Pertemuan itu dipimpin oleh Menpora Imam Nahrawi dan dihadiri oleh PB PBSI.

Berdasarkan kesepakatan itu, KPAI setuju mencabut permintaan penghentian audisi bulu tangkis Djarum. Sementara, PB Djarum mengubah nama audisi, yang semula Audisi Umum Beasiswa PB Djarum 2019 menjadi Audisi Beasiswa Bulu Tangkis, tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.

"Dengan kesepakatan ini yang paling bahagia adalah PBSI karena keberlangsungan pemilihan bibit muda bisa terjaga," kata Achmad di kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis, 12 September 2019.

PBSI, kata dia, menyadari tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan pembinaan bibit muda usia dini. Menurut dia, peranan PBSI sekedar melakukan optimalisasi prestasi bagi atlet yang sudah menjadi juara.

Advertising
Advertising

"Dalam hal ini kita sangat sadar bahwa peranan swasta sangat dibutuhkan karena kemampuan PBSI sendiri maupun kemampuan pemerintah juga sangat terbatas," ujar dia.

Ia pun berharap adanya polemik antara KPAI dan Djarum Foundation bisa mengetuk hati para pengusaha di bidang lain. "Mungkin bisa ikut berkontribusi bagaimana mengembangkan dan terus melanjutkan prestasi di mata dunia," kata Sekjen PBSI itu.

Menurut Achmad, audisi beasiswa bulu tangkis dengan format seleksi terbuka juga bisa menjadi ajang promosi bagi olahraga tepok bulu. Hal itu bisa mendorong orang tua dan atlet muda bisa bermimpi menjadi juara. "Semakin luas publikasinya semakin bagus. Dengan adanya audisi di luar pulau juga membuat banyak klub kecil berdiri," ucap dia.

Dengan banyak klub bulu tangkis di berbagai daerah, kata dia, itu akan menjadi multiplier effect bagi bisnis olahraga. Ketika makin banyak orang bermain bulu tangkis, penjualan raket juga akan meningkat. "Akhirnya, sponsor peralatan olah raga juga makin berani karena ada market-nya. Kalau tidak ada market, mereka juga tidak akan berani menyeponsori, itu multiplier efect yang kita dapatkan," kata dia.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

21 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

44 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

45 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

50 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

51 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

53 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

53 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

1 Maret 2024

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

29 Februari 2024

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

KPAI akan melakukan pengawasan ke Kediri bersama tim untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

28 Februari 2024

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

KPAI mengeluh dan gerap atas sikap Kapolres Tangsel yang tak bisa ditemui soal penanganan kasus bullying di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya