Membina Atlet Tanpa Mengeksploitasi Anak
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Rina Widiastuti
Rabu, 13 November 2019 13:48 WIB
Para mantan pebulutangkis peraih emas Olimpiade ikut memberikan komentarnya. Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti, menyayangkan rencana penghentian Audisi Bulu Tangkis pada 2020, yang setiap tahun rutin digelar oleh Djarum Foundation. Menurut peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini, Djarum Foundation melalui Persatuan Bukutangkis Djarum (PB Djarum) merupakan salah satu penyumbang atlet berkualitas bagi Pelatnas Cipayung dengan pembinaan yang berkesinambungan.
"Kita tahu bulu tangkis ini adalah olahraga prestasi Indonesia. Olahraga yang menjadi andalan Indonesia. Tanpa pembinaan, tanpa dukungan dari klub yang mempunyai perhatian terhadap bulu tangkis tidak mungkin PB PBSI (Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) atau mungkin timnas mendapatkan bibit unggul," ujar Susy dalam konferensi pers di Hotel Aston, Purwokerto, Sabtu, 7 September 2019.
Sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, kata Susy Susanti, dirinya mendapatkan mandat dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menyiapkan atlet bulu tangkis yang kelahiran 2004 dalam ajang Youth Olimpic.
Menurut dia, pencarian atlet itu bakal dilakukan hingga dua tahun mendatang. "Bagaimana kita bisa mencari bibit itu dan tidak semua klub mampu untuk memberikan beasiswa kepada atlet potensial. Saya rasa ini sangat disayangkan sekali (dihentikannya audisi bulu tangkis Djarum Foundation)," kata dia.
Susy Susanti mengatakan telah menyampaikan keberatannya kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga perihal dipermasalahkannya logo Djarum dalam audisi bulu tangkis. Menurut dia, PB Djarum telah banyak berkontribusi bagi pembinaan dan menyumbangkan atlet bagi tim nasional bulutangkis. "Untuk perkembangan bulu tangkis sendiri, siapa yang akan membiayainya siapa yang membina?" kata dia.
Ia pun mengatakan pemerintahan bisa memberikan perhatian kepada pembinaan bulu tangkis. Selama ini pemerintah hanya memberikan kontribusi menjelang adanya kejuaraan internasional. "Pada saat ada SEA Games, Asian Games, atau Olimpiade. itu pun hanya beberapa bulan," kata Susy.
Menurut dia, pembinaan itu harus dilakukan sejak usia dini. Ia mengatakan keberadaan audisi umum bulu tangkis Djarum Foundation sebagai salah satu alternatif pencarian bibit unggul atlet ke pelatnas. "Jadi sangat disayangkan kalau memang tahun depan akan dihentikan," kata dia.
Komentar juga dilontarkan mantan pebulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat, yang menyebutkan perlu rembuk bareng untuk mencari solusi polemik KPAI dan Djarum Foundation. Menurut peraih medali emas Olimpiade 2004 ini, kedua pihak bisa mendapatkan kesepahaman kalau melakukan pertemuan. "Dilihat positifnya mana, negatifnya mana," ujar Taufik di Kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 12 September 2019.
Ia mengatakan bahwa Audisi PB Djarum sudah memberikan sumbangsih bagi bulu tangkis Indonesia. Menurut dia, KPAI juga melarang audisi pasti punya dasar hukum melalui perudang-undangan. "Buat saya supaya tetap sama-sama, carilah win-win solution gitu, biar bulu tangkisnya jalan," kata dia.
Taufik menjelaskan audisi PB Djarum juga bukan satu-satunya seleksi terbuka yang diadakan oleh klub bulutangkis karena PB Mutiara Bandung juga pernah mengadakan hal serupa. Walaupun pencarian terbuka yang dilakukan Djarum Foundation tetap yang terbesar, menurut dia, format audisi sebenarnya bukan satu-satunya cara memperoleh atlet muda potensial. "Melalui yang lain bisa juga, pertandingan, pantau bisa juga," kata dia menjelaskan berbagai metode atlet muda.
Menurut dia, beberapa atlet bulu tangkis peraih emas Olimpiade malah tidak pernah mengikuti audisi beasiswa bulu tangkis. Jadi seleksi terbuka digelar karena PB Djarum mampu mengadakan jadi kalau ada klub lain seperti PB Jaya Raya Mau mengadakan malah lebih bagus lagi. "Dulu juga saya nggak audisi bisa (raih emas olimpiade), Chandra Wijaya juara Olympic nggak, Ricky/Rexy juga nggak,” kata dia.
Ia menyakini persoalan audisi PB Djarum makin runyam karena menjadi ramai di media sosial. Kalau ingin mencari solusi, kata Taufik, jangan saling menyalahkan tapi harus duduk bareng. "Begini-begini (polemik) jadi makan publik aja," ungkap dia.
Sebenarnya di publik, kata Taufik, itu tidak tahu permasalahan utama antara KPAI dan PB Djarum seperti apa. Mereka hanya berdasarkan dari media melalui pernyataan berbagai kalangan. Bahkan bisa jadi tanggapan beberapa pihak di luar itu tidak mengerti pokok persoalan. "Buat saya siapa pun yang mau membesar bulu tangkis jalan aja. Selama tidak merugikan, merugikan itu tergantung persepsi kita mau menilainya seperti apa. Itu saja sih," kata dia.
<!--more-->
Kekisruhan mengenai audisi itu mulai mereda ketika KPAI dan PB Djarum memilih bertemu pada 12 September 2019 di kantor Kemenpora. Menteri Pemuda dan Olahraga Peiode 2014-2019, Imam Nahrawi, memimpin rapat koordinasi itu yang dihadiri KPAI, PB Djarum, dan PB PBSI. Rapat yang dimulai pada pukul 10.50 di Gedung Kemenpora membahas polemik Audisi Beasiswa PB Djarum yang dituding oleh KPAI melakukan eksploitasi kepada anak dengan memasang logo produk hasil tembakau atau rokok.
Dalam rapat yang rampung pukul 12.30 WiB, KPAI diwakili ketuanya yakni Susanto dan Komisioner Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza), Sitti Hikmawatty. PB PBSI mengutus Sekretaris Jenderal Achmad Budiharto. Sedangkan PB Djarum diwakili oleh anggota tim pencari bakat yakni Lius Ponggoh.
Imam Nahrawi mengatakan pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan. Pertama, kata dia yakni para pihak yang selama berpolemik terkait masalah Audisi Bulu Tangkis PB Bjarum yakni KPAI dan Djarum Foundation telah mengatakan pertemuan yang bersama dengan tujuan menghasilkan solusi supaya audisi bulu tangkis tetap berkesinambungan. "Agar audisi bulu tangkis tetap berkesinambungan dengan sejumlah catatan penting dan harus sesuai dengan ketentuan berlaku," ujar Imam menyampaikan poin kesepakatan, Kamis, 12 April 2019.
Poin kedua, Imam menjelaskan adanya keberlanjutan audisi bulu tangkis ini dengan mempertimbangkan ketersediaan atlet bulu tangkis usia muda secara selektif dan berjenjang dalam berkontribusi bagi proses pembibitan atlet bulu tangkis nasional.
"Karena cabang olahraga bulu tangkis masih menjadi salah satu cabang olahraga penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olahraga internasional termasuk Olimpiade," ucap Imam.
Menurut Imam, poin ketiga terbagi atas dua poin yakni Djarum Foundation berbunyi PB Djarum harus mengubah nama yang semula Audisi Umum Beasiswa PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis tanpa menggunakan logo dan merek dan brand image Djarum. Poin selanjutnya, kata Imam, ditujukan ke KPAI yakni meminta mencabut surat KPAI pada tanggal 29 juli 2019 tentang permintaan pemberhentian audisi Djarum. "Sama-sama ada jalan keluar terbaik," kata Imam menjelaskan kesepakatan poin ketiga.
Poin terakhir, Menpora mengatakan pihaknya, KPAI, dan PB PBSI bersepakat memberikan kesempatan kepada PB Djarum untuk konsolidasi secara internal guna melanjutkan audisi di tahun 2020 dan seterusnya dengan mengacu pada kesepakatan yang telah diambil pada pertemuan kali ini pada 12 September 2019 bertempat di Kantor Kemenpora.
"Empat poin itu yang disepakati maka dengan demikian selesailah polemik audisi umum bulu tangkis untuk 2019. dan semoga untuk tahun 2020 PB Djarum secara internal melakukan konsolidasi untuk menghadirkan audisi umum untuk tahun 2020," kata dia.
Imam Nahrawi pun berharap kesepakatan ini bisa menyelesaikan polemik yang muncul selama ini. "Itulah kesepakatan yang telah bersama-sama kami ambil, mengakhiri polemik, kekhawatiran mungkin juga kecemasan atlet-atlet, juga orang tua, dan tentu masyarakat secara keseluruhan tentang masa depan bulu tangkis," kata dia.
<!--more-->
Yayasan Lentera Anak (YLA) yang selama ini peduli mengadvokasi tindakan eksploitasi kepada anak menilai PB Djarum sebagai penyelenggara Audisi Bulu Tangkis 2019 tahap kedua di Kota Purwokerto sudah mulai menunjukkan niat baik. Ketua YLA, Lisda Sundari, mengatakan, tulisan Djarum pada kaus yang diberikan anak-anak sudah dihilangkan meski masih dijumpai penggunaan logo produk tembakau pada kaus panitia.
“Ini bukti bahwa PB Djarum sudah mau menegakkan peraturan negara. Sebab, terkait dengan kegiatan Audisi Beasiswa Bulu Tangkis diadakan oleh perusahaan rokok yang berbahan baku tembakau, berlaku ketentuan PP Nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan yang melarang penggunaan tulisan, warna dan brand image yang terasosiasi dengan rokok dalam bentuk apa pun,” kata Lisda Sundari kepada Tempo, Selasa, 10 September 2019.
Lisda menambahkan, sebenarnya jika mau patuh pada peraturan dan memang tulus ikhlas melakukan pembibitan olahraga, Djarum dapat terus melanjutkan kegiatan dengan menghilangkan semua logonya di acara audisi. Terbukti, kata dia, pada audisi di Kota Purwokerto PB Djarum sudah menunjukkan niat baik untuk menghilangkan brand image Djarum pada kaus yang diberikan anak-anak.
“Jadi sekarang tergantung pada Djarum. Apakah untuk selanjutnya Djarum akan mematuhi peraturan atau tidak. Kami akan mendukung semua pihak yang ingin mengembangkan olahraga dengan tetap patuh terhadap upaya perlindungan anak dengan mengedapankan kepentingan terbaik bagi anak, di mana salah satunya tidak memaparkan brand image rokok kepada anak,” ujar Lisda.
YLA, kata dia, tetap berkomitmen mendukung KPAI , Kementerian PPPA, BPOM, Kementerian Kesehatan, Bappenas, Kementerian Koordinator PMK, dan Kemenpora. Dukungan itu dalam bentuk menegakkan PP Nomor 109 tahun 2012 guna terus melindungi anak Indonesia dari bahaya rokok. "Di mana dalam Pasal 36 ayat (1) PP Nomor 109 tahun 2012 ini dijelaskan bahwa setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor produk tembakau yang mensponsori suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan," tutur dia.
Yang dimaksud dengan merek dagang, kata Lisda, di antaranya semboyan yang digunakan oleh produk tembakau dan warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas produk tembakau yang bersangkutan. "Kaus bertuliskan Djarum, dan berbagai atribut di lokasi audisi, mulai dari banner, flyer, dan warna khas Djarum dikategorikan sebagai brand image produk tembakau," kata dia.
IRSYAN HASYIM