Menpora Ungkap Alasan Markis Kido Belum Bisa Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Reporter
Antara
Editor
Nurdin Saleh
Selasa, 15 Juni 2021 16:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan bahwa Markis Kido tidak bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata karena peraih medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Beijing 2008 itu tidak memenuhi kriteria untuk dimakamkan di lokasi tersebut.
Zainudin menjelaskan meski Markis Kido telah mengharumkan nama bangsa dengan meraih emas Olimpiade, namun ada beberapa kriteria yang telah ditetapkan terkait pemakaman jenazah di TMP, yaitu mereka yang memiliki gelar, tanda jasa, atau tanda kehormatan tertentu.
Beberapa gelar tersebut di antaranya Bintang Republik Indonesia, Bintang Mahaputera, Bintang Gerilya, Bintang Sakti, dan anggota TNI/Polri yang gugur dalam pertempuran.
“Saya sudah tanyakan kepada Kemensos, dan kriteria-kriteria itu yang telah ditetapkan. Sementara penghargaan yang diberikan kepada Markis Kido adalah Parama Krida Utama Kelas I, dan ternyata penghargaan itu tidak masuk dalam kriteria itu,” kata Menpora dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.
“Kami akan mencoba perjuangkan, tetapi itu bukan menjadi kewenangan Kemenpora karena ada kelembagaan khusus,” tambah dia.
Markis Kido yang meninggal dalam usia 36 tahun sempat diusulkan untuk dimakamkan di TMP Kalibata. Jenazah Kido akhirnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Beberapa pihak pun mempertanyakan alasan jenazah Markis Kido tidak bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Salah satu datang dari mantan pebulu tangkis nasional Hariyanto Arbi. Menurutnya, pemerintah seharusnya memperjuangkan agar para peraih medali emas Olimpiade bisa disemayamkan di TMP Kalibata.
“Hari ini saya mendengar kabar bahwa Markis Kido yang menurut saya merupakan pahlawan Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa tidak bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,” tulis Arbi lewat Instagram pribadinya, @hariyanto_arbi, Selasa.
“Pihak Kemenpora apa tidak sebaiknya dari sekarang diperjuangkan peraih emas Olimpiade bisa dimakamkan di TMP Kalibata...Apa kriteria untuk bisa dapat kelayakan untuk ditawarkan keistimewaan itu? Apakah seorang juara Olimpiade belum dirasa cukup?” kata dia.
Selanjutnya: Dia Pahlawan Bulu Tangkis
<!--more-->
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan mendiang Markis Kido merupakan pahlawan bulu tangkis Indonesia yang patut diteladani para pebulu tangkis muda yang masih aktif bertanding.
“Kita seluruh masyarakat kehilangan salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia. Kepergiannya memang begitu cepat dan cukup mengagetkan. Kita semua sangat berduka atas meninggalnya Markis Kido di usia yang sangat muda 36 tahun,” kata Zainudin dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.
“Dia banyak mengukir prestasi juara baik di tingkat Asia maupun dunia, semangat juangnya dapat menjadi contoh para pebulu tangkis penerusnya,” sambung dia.
Markis Kido meninggal dunia diduga karena serangan jantung saat bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Tangerang, Senin malam.
Selama berkarier di dunia bulu tangkis, Kido banyak mencatatkan jejak prestasi yang mengharumkan nama Indonesia. Tak hanya medali emas Olimpiade 2008 Beijing bersama Hendra Setiawan, ia sebelumnya juga sukses menyabet titel juara dunia dalam Kejuaraan Dunia 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Meski memutuskan keluar dari pelatnas usai memenangi Olimpiade, Kido dan Hendera masih meneruskan catatan prestasinya. Mereka menambahkan koleksi medali emasnya pada Asian Games 2010 Guangzhou.
Tak hanya itu, Kido juga berjaya di SEA Games dengan menyapu bersih medali emas sejak SEA Games 2003 Vietnam hingga SEA Games 2011 Jakarta-Palembang.
Sementara itu, di seri superseries internasional BWF, Markis Kido telah mengumpulkan 10 gelar dimulai dengan China Masters 2007 dan ditutup dengan French Open 2013 saat berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon.
Baca Juga: Markis Kido Dimakamkan Satu Liang dengan Almarhum Ayahnya