PBESI Rilis Aturan eSports di Indonesia, Ini Plus Minus versi Komunitas Gamer

Rabu, 25 Agustus 2021 14:38 WIB

Tampilan platform Esportsku.com. Kredit: Esportsku.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komunitas Gamer Indonesia, Javier Ferdano, mengungkap plus dan minus keputusan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang menerbitkan regulasi tentang pelaksanaan kegiatan eSports di Indonesia. Peraturan ini akan mengatur pengawasan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan eSports.

Menurut Javier, aturan tersebut nantinya akan memberikan jenjang karier yang jelas bagi para atlet eSports Tanah Air. Atlet juga mendapatkan pengakuan dari negaranya sendiri. "Ini memungkinkan adanya bursa pemain ke depannya, pemain jadi memiliki nilai lebih dan jenjang karirnya pasti," ujar Javier saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 Agustus 2021.

Selain pemain, Javier juga menilai, beragam kegiatan yang berkaitan dengan eSports akan semakin jelas. Sebab, regulasi ini akan membantu meminimalisasi berbagai ajang eSports dan turnamen palsu yang beredar di Indonesia.

Sebelumnya, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) menetapkan regulasi untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan eSports di Indonesia dan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Regulasi tersebut tercantum dalam dokumen Peraturan Pengurus Besar Esports Indonesia Nomor: 034/PB-ESI/B/VI/2021, tentang Pelaksanaan Kegiatan Esports di Indonesia yang terdiri dari 46 pasal.

Namun, Javier menilai bahwa aturan eSports yang dikeluarkan PBESI ini juga memiliki dampak negatif bagi industri game Tanah Air, terutama apabila mengacu pada pasal 39 dalam regulasi tersebut. Pasal ini menyatakan bahwa, "Penerbit Game wajib mendaftarkan Game yang diterbitkan pada PBESI untuk dapat beroperasi di Indonesia."

Advertising
Advertising

Menurut Javier, pasal ini kurang tepat. Menurut dia, pihak yang berhak mengatur game di Indonesia sebenarnya adalah Indonesian Game Rating System (IGRS), bukan PBESI. "Pasal ini salah kamar karena PBESI tidak hanya mengatur game eSports, tetapi juga game secara umum," ucap Javier.

IGRS sendiri adalah perwujudan dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik, berdasarkan kategori konten game dan kelompok usia pengguna. "Game di Indonesia ini wilayahnya IGRS. Dalam regulasi IGRS sendiri, penerbit game bisa mendaftarkan game buatan mereka. Tetapi, itupun bersifat sukarela, bukan wajib," kata Javier.

Menurut dia, aturan dalam pasal 39 ayat 5 ini berpotensi melahirkan monopoli di ranah e-sports. Pasalnya, PBESI mewajibkan penerbit untuk mendaftarkan game karyanya jika ingin beroperasi dan mengadakan kegiatan eSports yang diakui di Indonesia. "Harapan saya PBESI ke depannya bisa bekerja sama atau memberikan kewenangan perizinan game tersebut kepada IGRS," ucap Javier.

Ayat 7 dalam pasal 39 dalam aturan e-sports PBESI juga masih rancu. Pasal 39 ayat 7 berbunyi, "Permohonan pengakuan sebagai Game Esports pada PBESI harus memiliki persyaratan: (a). Game tersebut sudah diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas; dan (b). memiliki sistem pertandingan kompetitif antarpemain (player vs player) atau antartim (team vs team).

Javier pun mempermasalahkan poin a dalam ayat tersebut. Menurut dia, tidak jelas kriteria game yang sudah diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas.
"Namun, dari pernyataan pihak PBESI ketika acara Eksibisi Esports PON XX Papua 2021 kemarin, saya menangkapnya bahwa game yang diterima itu merupakan game yang dimainkan oleh masyarakat secara umum," ucap Javier.

Menurut Javier, ketentuan ini tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Salah satu game e-sports yang dipertandingkan di PON XX Papua 2021 adalah eFootball PES 2021 versi konsol, serta Free Fire dan Mobile Legends, game yang dipilih PBESI karena tidak semua orang, terutama kelompok di pelosok daerah, memiliki PC.

Padahal, Javier mengklaim bahwa masyarakat lebih mudah mengakses PC dibanding konsol. Alhasil, ketentuan tentang penerimaan masyarakat atas suatu game bisa menimbulkan pertanyaan besar. Mengenai penerbitan aturan ini, Tempo berusaha mengonfirmasinya kepada PBESI. Namun, Sekretaris Jenderal PBESI, Frengky Ong, belum merespons pertanyaan tentang polemik aturan pengawasan eSports tersebut.

Baca juga : 12 Game yang Sering Ditandingkan di Turnamen Esport

Berita terkait

7 Rekomendasi Game Google Play 2024 yang Seru untuk Dimainkan

2 jam lalu

7 Rekomendasi Game Google Play 2024 yang Seru untuk Dimainkan

Berikut ini beberapa rekomendasi game Google yang bisa Anda install dan mainkan. Ada banyak game seru dan menantang.

Baca Selengkapnya

Hunter x Hunter Diadaptasi Menjadi Game Bergenre Pertarungan

2 hari lalu

Hunter x Hunter Diadaptasi Menjadi Game Bergenre Pertarungan

Hunter x Hunter Nen Impacgame pertarungan yang diadaptasi dari manga dan anime karya Yoshihiro Togashi

Baca Selengkapnya

Mode Permainan Game Tekken 8

2 hari lalu

Mode Permainan Game Tekken 8

Tekken 8, salah satu fighting game terpopuler dari Bandai Namco

Baca Selengkapnya

iPad: Game Nintendo Dimainkan dengan Emulator Delta

2 hari lalu

iPad: Game Nintendo Dimainkan dengan Emulator Delta

Setelah dirilis di App Store untuk iPhone, emulator Nintendo populer Delta akan hadir untuk versi iPad

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Ponsel Gaming Terbaru Infinix Pakai Dual Chip, Bisa Ubah 60 Jadi 120 FPS

4 hari lalu

Ponsel Gaming Terbaru Infinix Pakai Dual Chip, Bisa Ubah 60 Jadi 120 FPS

Infinix meluncurkan ponsel gaming terbarunya untuk seri Infinix GT 20 Pro. Tergolong kelas menengah, harga belum ketahuan.

Baca Selengkapnya

Game Online yang Mengandung Kekerasan Dinilai Rusak Moral Anak

4 hari lalu

Game Online yang Mengandung Kekerasan Dinilai Rusak Moral Anak

Game online yang mengandung konten kekerasan berpotensi merusak moral anak bangsa di masa depan sehingga perlu diblokir.

Baca Selengkapnya

Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

6 hari lalu

Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

Stellar Blade mendapat hujan kritik karena desain karakter tokoh utamanya, Eve. Game eksklusif PlayStation 5 atau PS5 ini rilis umat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

6 hari lalu

Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

Sony Interactive Entertainment telah merilis game eksklusif Stellar Blade di PlayStation 5 atau PS5. Berikut review-nya.

Baca Selengkapnya

Genshin Impact 4.6 Diluncurkan, Ada Karakter Baru

7 hari lalu

Genshin Impact 4.6 Diluncurkan, Ada Karakter Baru

Hoyoverse merilis Genshin Impact 4.6 pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya