Isinbayeva Kembali Mencetak Rekor Lompat Galah  

Reporter

Editor

Jumat, 20 Februari 2009 15:49 WIB

ap|foto
TEMPO Interaktif, Donetsk: Gravitasi bukan masalah yang membebani bagi Yelena Isinbayeva. Tubuhnya melayang melewati mistar hanya berjarak mata dengan hidung. Gemulai gerakannya sempat membuat angin berhembus menggoyangkan mistar, namun Isinbayeva berhasil mendarat mulus di matras empuk.

Sontak, semua penonton riuh bersorak dalam Stadion Donetsk, Isinbayeva bersalto dan berteriak kegirangan. Baru saja ratu lompat galah dunia ini memecahkan rekor dengan lompatan setinggi lima meter. Rekor sebelumnya yang dipegang sendiri adalah 4,95 meter, yang dibukukukan tahun lalu sebanyak enam kali. Artinya, atlet Rusia ini baru saja menorehkan sejarah rekor baru lebih tinggi lima centimeter.

Di kejuaraan dunia dalam ruangan di Donetsk, Ukraina, Selasa (17/2) lalu, peraih medali emas Olimpiade Athena dan Beijing ini menghentikan langkah Fabian Murer asal Brasil, yang mempunyai rekor 4,81 meter. Dalam penampilan keduanya, Isinbayeva sempat gagal melewati mistar setinggi 4,96 meter.

Namun, usaha ketiganya justru memutuskan untuk menaikkan satu centimeter dan berhasil melewati mistar setinggi 4,97 merer. Bisa jadi angka itu adalah angka keberuntungan Ishinbayeva. Pasalnya, lompatan ini menjadi pijakan rekor terbarunya, yakni lima meter.

“Ahh. Itu tahayul,” ujarnya. “Kami memutuskan untuk langsung mengambil 4,97, daripada membuang-buang waktu. Bukan karena angka yang tidak beruntung.”

Atlet kelahiran 3 Juni 1982 di Volgograd, Rusia, ini meminta akan menjajal mistar setinggi lima meter, yang akhirnya bisa dilewatinya. “Dalam pikiran kami pertama adalah bisa melewati 4,96 meter, setelah itu menjajal lima meter,” akunya. “Alasannya karena atmosfer di sini. Sangat kompetitif dan banyak hubungan yang spesial bagi saya di sini.”

Rekor baru dunia ini belum menghentikan Isinbayeva. Dia merencanakan akan tampil dalam kompetisi musim dingin di Birmingham pekan depan dan kejuaraan internasional di Praha, 26 Februari.

Sukses Isinbayeva bukan kemarin sore dirintisnya. Latar belakangnya di cabang senam, terlihat sangat membantu meliukkan tubuh saat berada di puncak galah. Pelatih lompat galah Inggris Steve Ribbon mengatakan, kemampuan Isinbayeva dalam hal teknik sama bagusnya dengan atlet pria. “Hanya sedikit atlet lompat galah wanita mampu melakukan teknik seperti itu.”

Prestasi demi prestasi telah dirihnya. Setidaknya 23 rekor dunia telah dipegangya dalam cabang lompat galah, enam kali berturut-turut meraih medali emas di kejuaraan dunia, di dalam dan luar ruangan stadion. Sejak Olimpiade Athena 2004, dia telah masuk seleksi menjadi atlet tahunan 2004 dan 2005 oleh IAAF.

Cantik, berprestasi dan terkenal membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang. Isinbayeva mengakui, baginya menjadi bintang terkenal dalam dunia olahraga tidak mudah. “Orang tua saya khawatir dengan hal ini,” ujarnya.

Seperti halnya Maria Sharapova (atlet tenis), Isinbayeva mengaku menyukai daya tarik dunia olahraga sejak kecil. “Sebenarnya, dulu saya ingin selalu terlihat seperti gadis manis biasa. Saya tidak sependapat apakah kamu atet wanita atau gadis biasa. Hal yang terpenting adalah wanita membawa daya tarik dalam olahraga,” ujar Isinbayeva, yang pernah mengenyam sekolah menengah perawat dan teknik mesin tapi tidak kelar.

Isinbayeva saat ini sedang mengejar gelar master setelah meraih gelar sarjana di Akademi Volgograd, jurusan Pendidikan Jasmani. Secara formal, atlet dunia ini masih menjabat sebagai perwira dalam dinas militer Rusia. Pangkatnya tahun 2005 sudah letnan senior dan dalam website pribadinya, profesinya tertulis: Pelatih Fisik.

Saat usia antara 5-15 tahun, Isinbayeva mengenal olahraga dari cabang senam, yang ditekuni di desanya di Volgograd. Dia kemudian meninggalkan olahraga itu karena mulai beranjak dewasa serta menyadari bahwa pstur tubuhnya terlalu tinggi untuk cabang senam.

Pada tahun 1999, hasil latihan di cabang barunya mulai menunjukkan hasil. Dia memenangkan lomba lompat galah dalam World Youth Games di Bydgoszch, Polandia, saat dia memecahkan rekor 4,10 meter. Selanjutya di kejuaraan dunia junior tahun 2000, dia mulus melewati mistar setinggi4,20 meter dan pemegang rekor dunia untuk junor.

Isinbayeva terlahir dalam keluarga sederhana dan selalu ingat bagaimana orang tuanya harus mengeluarkan banyak biaya untuk awal karirnya. Bapaknya, Gadzhi Gadzhiyevich Isinbayev, adalah tukang pipa air dan berasal dari etnik minoritas Tabasarans yang kebanyakan tinggal di Dagestan. Sedangkan Ibunya, hanya asisten penjualan, dari etnis Rusia. Saudara Isinbayeva hanya satu, yaitu adiknya yang bernama Inna.

Setinggi-tinggi Yelena Isinbayeva melompat pasti akan jatuh juga. Namun, rekor Isinbayeva belum pernah jatuh ke atlet lain. Cantik, muda, berprestasi, dan terkenal, kurang apalagi?


IAAF| SPETERSBURG TIMES| NBCOOLYMPICS| NUR HARYANTO

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya