TEMPO.CO, Yogyakarta -- Sebanyak 279 atlet Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) akan memeriahkan Jogja Air Show ke-VII yang akan dilaksanakan di kawasan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, Kabupaten Bantul, pada 10-12 Februari 2012.
Angin di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai Desember hingga Maret sangat bagus untuk olahraga kedirgantaraan. Selain itu, lokasinya sangat strategis karena terdapat daerah perbukitan yang bisa digunakan untuk start. "Peserta semakin bertambah. Pada 2011 lalu hanya ada 150-an peserta," kata Ketua Harian FASI Daerah Istimewa Yogyakarta Marsekal Pertama Minggit Tribowo, Rabu, 8 Februari 2012.
Selain diikuti oleh atlet dari 13 kepengurusan FASI yang ada di Indonesia, juga ada atlet dari luar negeri, seperti Malaysia, Taiwan, Jerman, dan Filipina, yang akan ikut kegiatan tersebut. Seperti mengikuti lomba pada kelas gantole dan paralayang.
Cabang-cabang olahraga dirgantara yang akan digelar dalam Jogja Air Show itu adalah microlight, paramotor, gantolle airtow, paralayang airtow, aero modeling, dan terjun payung. Selain perlombaan, para wisatawan juga ditawari untuk mencoba tantangan terbang yang biasa disebut joint flight.
Khusus yang dilombakan pada acara itu adalah kejuaraan tepat mendarat pada paralayang kelas putra, putri, dan kelas junior. Juga ketepatan mendarat pada gantole, sambar pita pada gantole, ketepatan mendarat paramotor, dan kejuaraan slalom cabang paramotor.
Lokasi Pantai Parangtritis dan Pantai Depok di Bantul itu dipilih untuk keempat kalinya sebagai lokasi pergelaran Air Show karena faktor angin yang bagus dan berbukit di sisi timur Pantai Parangtritis, yaitu bukit Watugupit. Di antara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok ada Pantai Parangkusumo yang dapat digunakan untuk paramotor.
Di Pantai Depok terdapat landasan pesawat sepanjang 300 meter yang bisa untuk pendaratan microlight. Namun, untuk menerbangkan pesawat microlight harus dari landasan udara Adisutjipto. "Angin dari barat membuat posisi take off paralayang dan gantole yang menghadap ke barat dapat digunakan kembali untuk melakukan penerbangan," kata dia.
Selain untuk lomba, olahraga kedirgantaraan ini bisa dikenalkan kepada masyarakat secara luas dan juga bertujuan untuk lebih menggairahkan pariwisata.
Menurut Sinang Sukamto, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, adanya pergelaran olahraga kedirgantaraan ini menambah khazanah pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diharapkan, acara selama tiga hari itu bisa disaksikan oleh puluhan ribu wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
"Kami berupaya menambah event-event pariwisata yang bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Daerah Istimewa Yogyakarta," kata dia.
Menurut Kapten Lek Supriyanto Salim, staf pelaksana FASI Daerah Istimewa Yogyakarta, penyelenggaraan airshow di Parangtritis akan menjadi titik tolak menjadikan pantai itu sebagai lokasi wisata aeromodeling di Indonesia. "Lokasi di pantai itu memang sangat cocok untuk olahraga kedirgantaraan," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
10 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
14 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
50 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
54 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
58 hari lalu
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaRekomendasi 5 Wisata Adrenalin untuk Liburan Akhir Tahun
22 Desember 2023
Mengunjungi destinasi wisata memacu adrenalin bisa jadi pilihan saat liburan akhir tahun
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaKader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya
8 Desember 2023
Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman
Baca Selengkapnya