Runtuhnya Tembok Tabu Olimpiade  

Reporter

Editor

Minggu, 29 Juli 2012 05:07 WIB

AP/Keystone, Dominic Favre

TEMPO.CO, London -- Tiga tahun lalu, Wodjan Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani hanya bisa menikmati pertandingan judo dari siaran televisi atau lewat cerita yang dia dengar dari abang-abangnya. Menonton langsung di lapangan? Itu tak mungkin dia lakukan di negaranya. Arab Saudi melarang perempuan menyaksikan pertandingan olahraga.

Siapa sangka, bulan ini, gadis berusia 19 tahun itu tak sekadar menonton langsung, dia bahkan diperbolehkan pemerintahnya untuk bertanding di arena judo pada Olimpiade. “Anak saya berlatih judo baru 2,5 tahun, tapi gerakannya sangat cepat, dia siap bertarung dengan siapa saja,” kata sang ayah, Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani.

Wodjan menjadi bagian dari sejarah Olimpiade. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Arab Saudi mengirim atlet perempuan ke Olimpiade. Mereka adalah Wodjan dan rekannya, pelari Sarah Attar. Pada saat yang sama, dua negara lain yang belum pernah mengirim atlet wanita, Qatar dan Brunei, juga mengutus delegasi perempuan mereka ke Olimpiade London 2012.

“Kami tak henti berupaya mendorong perimbangan gender di Olimpiade,” kata Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Jacques Rogge, sekitar sepekan sebelum pembukaan Olimpiade 2012, yang berlangsung pada Jumat lalu. “Dan sekarang kita bisa menyaksikan hasil dari evolusi itu.”

Pesta olahraga yang berlangsung pada 27 Juli sampai 12 Agustus 2012 ini bisa dikatakan menjadi milestone di dunia olahraga perempuan. Baru kali ini semua negara peserta, kali ini berjumlah 204 negara, mengirim atlet laki-laki dan perempuan.

Dari kurang-lebih 10.500 atlet, 40 persennya adalah perempuan. Yang juga patut dicatat, baru kali ini Amerika Serikat mengirim kontingen wanita lebih banyak. Perbandingannya 269:261.

Saat Olimpiade modern pertama kali digelar, pada 1896 di Athena, atlet perempuan belum diperbolehkan berpartisipasi. Beberapa dekade kemudian, di Los Angeles 1984, nomor maraton di cabang atletik belum diperbolehkan untuk perempuan. Dua puluh tahun setelah itu, Olimpiade Atlanta 1996, masih terdapat 26 negara yang tak mengirim delegasi wanita. Terakhir, di Beijing 2008, hanya Arab Saudi, Qatar, dan Brunei yang tak mengirim atlet perempuan.

Membobol “garis tabu” yang tak memperbolehkan perempuan-perempuan bertanding di arena olahraga bukanlah pekerjaan ringan. Bekerja sama dengan organisasi-organisasi hak asasi manusia (HAM), IOC melakukan langkah pendekatan terhadap Arab Saudi, Qatar, dan Brunei--ketiganya negara Islam.

Sampai tiga pekan menjelang pembukaan, pemerintah Arab masih bilang, “tidak”. Mereka baru memastikan akan mengirim atlet perempuan pada hari terakhir pendaftaran kontingen, 9 April. Wodjan dan Sarah, dua atlet yang didaftarkan itu, sebenarnya tak memenuhi kualifikasi. IOC mengizinkan mereka ikut serta dengan fasilitas wild card.

Wodjan akan turun pada kelas 78 kilogram. Tak seperti pejudo Olimpiade lain, Wodjan belum pernah memenangi apa pun karena tak ada kejuaraan judo wanita di Arab Saudi. Namun dia sempat berlatih di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan Mesir selama beberapa pekan, khusus untuk persiapan ke London. Sisanya, Wodjan dilatih sang ayah di rumah mereka di Mekah.

Kesan asal comot pemerintah Arab terjadi pada kasus Sarah Attar. Gadis berusia 19 tahun ini memiliki dua kewarganegaraan, Arab Saudi dari pihak ayah dan Amerika Serikat dari ibunya. Sarah lahir dan besar di California. Dia kini bersekolah jurusan seni di Universitas Pepperdine, California.

Di kampusnya, Sarah aktif mengikuti lomba atletik di nomor-nomor lari 1.500 meter dan 3.000 meter. Bila berlomba di Amerika, Sarah mengenakan celana pendek dan kaus tanpa lengan. Di London, dengan membawa panji Arab Saudi, Sarah akan bertanding di nomor lari 800 meter, dan mengenakan jilbab penutup rambut.

“Ini sebuah penghargaan besar, menjadi wanita pertama Arab Saudi yang ke Olimpiade. Saya berharap akan semakin banyak wanita dari negara saya yang terlibat di masa depan,” kata Sarah di rekaman video yang dia kirimkan ke IOC.

Sedikit melumernya kebijakan Arab Saudi soal wanita mereka tak lepas dari lobi Qatar, negara tetangga sesama Timur Tengah. Setelah gagal menjadi tuan rumah Olimpiade 2016 dan 2020, Qatar membidik menjadi tuan rumah pada 2024. Salah satu kampanye yang mereka tawarkan adalah soal kemajuan kawasan. Jadi, dengan Arab Saudi mengirim atlet perempuan, hal itu menjadi bahan kampanye yang baik buat Qatar.

Qatar mengirim empat atlet perempuan, yaitu Nada Arkaji (renang), Noor al-Malki (atletik), Aya Magdy (tenis meja), dan Bahiya al-Hamad (menembak). Bahiya juga ditunjuk menjadi pembawa bendera kontingen Qatar pada pembukaan. Hal yang sama terjadi pada Maziah Mahusin, wanita pertama dan satu-satunya yang dikirim Brunei ke London 2012. Maziah juga menjadi pembawa bendera negaranya.

Noor al-Malki, 17 tahun, akan bertanding di nomor lari 100 meter. Ayahnya seorang polisi, ibunya guru, Noor satu dari 13 bersaudara. Pada 2011, Noor lolos seleksi untuk ikut kamp pemusatan latihan Olimpiade. Meski catatan terbaiknya tak lolos kualifikasi, Noor tetap diizinkan IOC berangkat ke Olimpiade. “Saya hampir tak percaya dengan kenyataan ini,” katanya.

Atlet Wanita di Olimpiade

1896: Olimpiade Athena tanpa peserta wanita.
1900: Kejuaraan di Paris ini mulai mengikutsertakan perempuan di cabang tenis, golf, perahu layar, dan berkuda.
1912: Renang wanita mulai diselenggarakan.
1928: Atletik mulai diperbolehkan untuk wanita. Namun, karena banyak perempuan yang pingsan saat mengikuti lari 800 meter, nomor ini tak diperbolehkan lagi sampai 1960.
1984: Penembak perempuan mulai masuk.
2000: Angkat besi wanita dipertandingkan.

GUARDIAN | AFP | ANDY MARHAENDRA

Berita lain:
Liputan Olimpiade London 2012
Indonesia Peringkat Empat Olimpiade di Twitter
Polisi Tangkap Pesepeda Dekat Stadion Olimpiade
Upacara Olimpiade London 2012 Banjir Pujian

Ini Profesor Tey, Pemberi Nilai A dengan Bercinta

Beginilah Yusril ''Mengajari'' SBY

JK: Apa Urusan Golkar Tegur Saya!

Berita terkait

Profil Peraih Emas Cabor Renang Siman Sudartawa, Kecewa Saat Kirab Atlet SEA Games 2023

22 Mei 2023

Profil Peraih Emas Cabor Renang Siman Sudartawa, Kecewa Saat Kirab Atlet SEA Games 2023

Siman Sudartawa peraih medali emas cabang renang di SEA Games, ungkapkan kekecewaan saat kirab lalu. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Bangga Citra Ditetapkan Raih Perak Olimpiade London 2012

19 September 2022

Bamsoet Bangga Citra Ditetapkan Raih Perak Olimpiade London 2012

Peraih emas dan perunggu di kelas putri 53 kg terbukti doping. Citra yang di posisi empat akhirnya naik ke peringkat dua.

Baca Selengkapnya

Citra Febrianti Terima Pengalungan Medali Perak Olimpiade 2012, Bonus Sudah Didapat pada 2020

18 September 2022

Citra Febrianti Terima Pengalungan Medali Perak Olimpiade 2012, Bonus Sudah Didapat pada 2020

Mantan lifter Indonesia Citra Febrianti tak kuasa menahan tangis bahagia setelah resmi mendapat realokasi medali perak Olimpiade 2012 London.

Baca Selengkapnya

Lawan Terbukti Doping, Lifter Citra Terima Medali Perak Olimpiade London 2012

17 September 2022

Lawan Terbukti Doping, Lifter Citra Terima Medali Perak Olimpiade London 2012

Mantan atlet angkat besi Citra Febrianti akan menerima medali perak Olimpiade London 2012 setelah dua lawannya terbukti memakai doping.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.

Baca Selengkapnya

Greysia / Apriyani Raih Emas, Erick Thohir: Hari Ini Semua Lelah Terbayarkan

2 Agustus 2021

Greysia / Apriyani Raih Emas, Erick Thohir: Hari Ini Semua Lelah Terbayarkan

Keberhasilan Greysia / Apriyani tersebut menunjukkan hasil perjuangan tak kenal lelah dalam upaya meraih medali di Olimpiade.

Baca Selengkapnya

Angkat Besi: Citra Febrianti Akhirnya Terima Bonus Medali Perak Olimpiade 2012

21 Desember 2020

Angkat Besi: Citra Febrianti Akhirnya Terima Bonus Medali Perak Olimpiade 2012

Mantan atlet nasional Citra Febrianti akhirnya menerima bonus dari pemerintah setelah IOC dia berhak atas medali perak Olimpiade 2012,

Baca Selengkapnya

Inggris Bantah Beri Atlet Minuman Energi Biar Menang di Olimpiade

13 Juli 2020

Inggris Bantah Beri Atlet Minuman Energi Biar Menang di Olimpiade

Badan Olahraga Inggris, UK Sport, membantah tudingan telah memberi atlet minuman energi untuk meningkatkan performa di Olimpiade London 2012.

Baca Selengkapnya

Doping, Peraih 4 Emas Renang Asian Games Jakarta Dihukum 8 Tahun

28 Februari 2020

Doping, Peraih 4 Emas Renang Asian Games Jakarta Dihukum 8 Tahun

Juara Olimpiade, Sun Yang, dilarang tampil selama delapan tahun karena gagal pada tes doping

Baca Selengkapnya

Terbukti Doping, Medali Juara Gulat Olimpiade London 2012 Dicabut

24 Juli 2019

Terbukti Doping, Medali Juara Gulat Olimpiade London 2012 Dicabut

Medali emas juara gulat Olimpiade London 2012, Artur Taymazov dicabut karena terbukti melakukan doping pada saat itu.

Baca Selengkapnya