TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan mengejutkan keluar dari pemain bulu tangkis asal Denmark, Hans-Kristian Vittinghus. Dia menyebut tak ada turnamen badminton yang aman dari korupsi dan kecurangan. Pemain nomor 11 dunia ini bahkan menyebut naif jika semua pertandingan bulu tangkis bersih dari praktek haram.
"Uang tumbuh di bulu tangkis, yang merupakan hal positif dalam banyak hal. Tapi tentu saja uang juga menarik kepentingan lain seperti pengaturan pertandingan misalnya. Saya yakin (pengaturan pertandingan) masih berlangsung, saya pikir akan naif untuk mengatakan itu tidak ada,” kata Vittinghus seusai pertandingan Singapura Terbuka yang berakhir Ahad, 12 April 2015.
Pengaturan pertandingan memang menjadi masalah di banyak cabang olahraga, termasuk sepak bola dan kriket. Keluhan Vittinghus terkait dengan adanya kongkalikong dalam pertandingan bulu tangkis sudah dia ungkapkan pada 2014.
Pada Oktober 2014, Vittinghus bersama pemain Denmark lainnya, Kim Astrup, mengaku didekati oleh seseorang melalui akun Facebook sebelum turnamen Jepang Terbuka. Seseorang tersebut mengaku pernah melakukan pengaturan pada turnamen Singapura Terbuka dan Piala Thomas.
Mereka mengaku mendapatkan tawaran sebanyak 3.000 euro untuk tiap pertandingan dan mendapatkan lebih jika mau bertaruh. Atas kejadian tersebut keduanya waktu itu langsung melaporkan kepada federasi badminton dunia (BWF) yang langsung meneruskannya kepada kepolisian untuk diselidiki.
Sebelumnya, Presiden BWF Poul Erik Hoyer mengatakan lembaganya akan menanggapi seluruh laporan dugaan pengaturan pertandingan dengan benar-benar serius. “Hal ini terutama penting bahwa pemain menyadari dampak dari pengaturan pertandingan dan bahwa satu-satunya rute yang aman adalah menolak pendekatan dari individu meminta keterlibatan mereka dalam pengaturan pertandingan," tambahnya.