TEMPO.CO, Yogyakarta - Lomba lari yang diadakan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini bakal menguras tenaga. Sebab jarak tempuhnya tak biasa, 100 kilometer. Padahal alasan penetapan jarak tempuh ini sederhana saja. Angka 100 itu menyesuaikan dengan usia kabupaten ini.
Hebatnya, hingga kini sudah ada 2.000 peserta yang mendaftar, termasuk peserta dari 12 negara. “Lomba lari ini dinamakan Ultra Maraton,” ujar kata ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sleman, Pramana, Selasa, 26 April 2016.
Lomba lari maraton yang dilaksanakan pada 7-8 Mei 2016 ini dimulai dari kompleks kantor kabupaten, melintasi berbagai wilayah hingga menuju ke Telaga Putri di kawasan wisata Kaliurang. Lomba ini memang dikemas dalam bentuk sport tourism dengan menyediakan hadiah total Rp 104 juta.
Panitia juga menyiapkan lomba lari maraton dengan jarak yang lebih pendek: 50 kilometer, 20 kilometer, 13 kilometer, dan 5 kilometer. "Ada kategori umum dan pelajar di tiap kelas jarak lari maraton," kata Pramana.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan, lomba lari maraton ini dikemas sedemikian rupa juga untuk mendongkrak jumlah wisatawan yang datang ke kabupaten ini. Sebab, lokasi tujuan wisata di Kabupaten ini jumlahnya banyak dan beragam. "Ini merupakan salah satu promosi wisata untuk mendongkrak wisatawan yang datang ke Sleman," katanya.
MUH SYAIFULLAH
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
10 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
14 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
50 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
55 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
58 hari lalu
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaKader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya
8 Desember 2023
Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman
Baca SelengkapnyaBegini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa
8 Desember 2023
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.
Baca Selengkapnya