Tontowi/Liliyana Buka Peluang Tampil di Asian Games 2018
Editor
Gadi kurniawan makitan tnr
Jumat, 2 September 2016 04:05 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Pasangan bulu tangkis ganda campuran nomor satu Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir masih belum memutuskan masa depan kariernya usai meraih medali emas Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil. Keduanya sepakat memutuskan kelanjutan karier bulu tangkis mereka akhir tahun nanti.
"Kami saat ini ingin menikmati masa liburan pasca Olimpiade Rio dulu. Kami pun belum bicara serius dengan tim pelatih PB PBSI (Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia)," kata Liliyana kepada wartawan, Kamis, 1 September 2016.
Saat ini usia Tontowi dan Liliyana tak muda lagi. Owi—sapaan Tontowi—berumur 29 tahun, sedangkan Butet—panggilan Liliyana—pada 9 September nanti berusia 31 tahun.
Liliyana pun mengatakan bahwa Olimpiade Rio merupakan ajang Olimpiade terakhirnya. Butet sadar pada Olimpiade 2020 Jepang, umurnya bertambah menjadi 35 tahun. "Saya tak tahu empat tahun lagi apakah fisik dan motivasi saya masih sanggup bermain di ajang sebesar Olimpiade," kata Liliyana.
Sementara Tontowi, belum bisa memastikan kiprahnya di Olimpiade Jepang. Owi rupanya pasrah dengan keputusan pelatih PB PBSI.
Meski akan berhenti di Olimpiade 2020, Tontowi dan Liliyana masih membuka peluang mereka untuk tampil di Asian Games 2018. Kebetulan, Indonesia menjadi tuan rumah ajang bergensi olahraga tingkat Asia tersebut.
"Kami sih serahkan ke pelatih. Tapi kalau diturunkan di Asian Games, kami ingin rebut emas karena (Asian Games) yang lalu hanya dapat perak," kata Liliyana.
Pelatih ganda Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Richard Mainaky masih berharap Tontowi-Liliyana masih mau berkarier minimal dua tahun lagi. Rupanya dia masih ingin Owi/Butet turun gelanggang di Piala Sudirman 2017 dan Asian Games 2018.
"Saya senang kalau Tontowi dan Liliyana masih punya motivasi emas di Asian Games," kata Richard.
Meski begitu, Richard pelan-pelan sudah menyiapkan strategi regenerasi di sektor ganda campuran, terutama untuk bertarung di Olimpiade 2020. Menurut dia, setidaknya PB PBSI punya lima pasang calon penerus Tontowi dan Liliyana. Sayangnya Richard tak mau menyebutkan nama kelima pasangan tersebut.
Selain itu PB PBSI perlu hati-hati dan sabar dalam mencetak pasangan ganda campuran terbaik Indonesia. Musababnya, menggembleng ganda campuran tak sesederhana ganda putra atau putri.
"Ada seninya, sebab bukan perkara muda gabungkan putra dan putri. Putra itu karakternya keras dan egonya tinggi, kalau putri biasanya 'kan' pakai perasaan. Jadi harus jeli," kata Richard.
Hal serupa dibenarkan Liliyana Natsir. Menurut dia, hal tersulit di ganda campuran adalah mengatur komunikasi yang pas. Jika gaya komunikasinya salah sedikit saja bisa berdampak besar bagi kekompakan ganda campuran.
"Bisa-bisa nanti saat bertanding musuhnya jadi tiga, dua orang lawan ditambah rekannya sendiri," kata Liliyana.
Mantan juara tunggal putri Susi Susanti yakin Tontowi dan Liliyana masih bakal diturunkan di Asian Games 2018. Meski dua tahun lagi usia Owi 31 tahun dan Butet 33 tahun, keduanya masih mampu menampilkan permainan terbaiknya.
"Pengalaman mereka banyak, jika disiapkan dengan baik untuk dua tahun lagi, emas sudah pasti bisa diraih," kata Susi, kemarin.
Untuk urusan regenerasi, Susi yakin PB PBSI sudah punya strategi jitu. Dia pun tak khawatir PB PBSI bakal kehabisan bibit ganda campuran. "Pemain ganda campuran pelapis Tontowi/Liliyana dan Praveen Jordan/Debby Susanto masih banyak dan potensial," kata Susi.
Susi meminta PB PBSI melibatkan Tontowi dan Jordan ikut membimbing calon-calon pemain putri di ganda campuran. Musababnya usia keduanya masih memungkinkan untuk mendapat tandem baru di ganda campuran.
"Jadi Owi dan Jordan harus jadi leader dan membimbing atlet perempuannya," kata Susi.
INDRA WIJAYA