Petinju Jabar Rajai Ring Tinju
Rabu, 28 September 2016 13:28 WIB
INFO PON - Petinju-petinju Jawa Barat sukses menambah pundi-pundi emas dalam pertandingan final di GOR Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa malam, 27 September 2016. Setelah Erni Amalia Lestari mempersembahkan emas pertama Jawa Barat dari cabang olahraga tinju, berturut-turut lima petinju Jabar, Ferdinand B. Kase, Dadan Amanda, Gresty Alfons, G.S Panser Pattinama, dan Joshua Manulang, juga ikut menyumbangkan emas.
Pelatih tim tinju Jabar, Ronald Sigarlaki, amat bangga dengan prestasi anak-anak didiknya ini. Mantan atlet tinju nasional ini tak menduga performa para petinju putra melebihi harapannya. Menurut dia, motivasi terbesar para petinju ini adalah dukungan para suporter dan keinginan atlet-atlet ini memuaskan para pendukung setia mereka.
“Seperti Ferdinand, dia dengan mengejutkan sukses mengalahkan juara SEA Games. Begitu juga Dadan yang berhasil membalas kekalahannya atas Atris,” kata Ronald.
Dalam pertandingan final, Ferdinand menundukkan petinju Bali, Kornelis Kwangu Langu, di kelas laying 49 kilogram. Dadang mengalahkan Atris Neolaka dari Nusa Tenggara Timur di kelas bantam 56 kilogram. Gresty menang atas Farand Papendang, petinju Papua Barat, di kelas ringan 60 kilogram. Panser menundukkan atlet DKI Jakarta, Vinky Montolalu di, kelas welter ringan 64 kilogram. Sementara itum Joshua mempecundangi David Isikawar asal Maluku di kelas berat ringan 81 kilogram.
Meski capaian tim tinju Jabar dalam PON kali ini sangat memuaskan, masih banyak yang harus dibenahi dalam pembinaan cabang olahraga ini. Ronald mengungkapkan, pembinaan petinju, khususnya usia remaja, harus didukung sarana mumpuni. Dia berharap, KONI atau Pemprov Jabar tergugah untuk menyediakan sarana berlatih.
“Terutama untuk petinju putri. Jabar mulai agak tertinggal dari daerah lain. Hanya Erni yang dapat emas,” katanya.
Jabar menurunkan 16 petinju dalam PON XIX/2016. Hanya tiga di antaranya yang lahir di wilayah Jawa Barat, yakni Dadan, Erni, dan Marvin Batuwael. Erni adalah kelahiran Kabupaten Bandung Barat, Dadan lahir di Sukabumi, sedangkan Marvin di Bogor.
“Terima kasih pelatih dan orang tua yang mendukung walaupun sempat tak diizinkan jadi petinju,” kata Erni, yang baru berusia 28 tahun.
Sedangkan bagi Ferdinand, kemenangannya dalam PON kali ini merupakan buah kerja kerasnya. “Perjuangan dan pengorbanan saya selama dua bulan berlatih di Korea Selatan, serta meninggalkan istri dan anak di Kupang, berbuah manis,” katanya. (*)