TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 39 peserta dari Indonesia, termasuk artis film Chicco Jericho, berpartisipasi dalam lomba lari marathon bergengsi, London Marathon 2018, Minggu, 22 April.
Lomba yang diikuti lebih dari 40 ribu pelari dari berbagai negara itu menempuh jarak 42 kilometer melalui berbagai obyek wisata dan ikon Kota London, seperti London Bridge dan Istana Buckingham. Demikian dikatakan Minister Counselor Media dan Sosial-Budaya KBRI London, Thomas Siregar, kepada Antara di London, Senin, 23 April 2018.
Menurut Thomas, Chicco, pemain film Indonesia, begitu bersemangat saat melalui garis finis bersama pelari lain. Suhu Kota London saat itu tercatat 24,1 derajat Celsius, terpanas sepanjang sejarah penyelenggaraan London Marathon, yang berlangsung sejak 1981.
Baca: Lomba Lari Marathon: Kenya Juara Mandiri Jogja Marathon 2018
Chicco mengikuti acara London Marathon 2018 sambil menyuarakan tentang konservasi dan membantu pelestarian gajah Sumatera.
Dalam London Marathon yang juga diikuti sejumlah pelari profesional itu, Chicco didukung organisasi World Wildlife Fund untuk melakukan penggalangan dana bagi pelestarian gajah melalui ajang yang baru pertama kali diikutinya itu.
Thomas Siregar bersama komunitas masyarakat Indonesia yang tinggal di London menyambut para peserta dari Tanah Air di area meet and greet A-B, yang terletak di halaman Istana Buckingham, yang biasa menjadi tempat proses pergantian pasukan berkuda Istana atau horse guards parade.
Baca: Marathon des Sables, Lomba Lari Ekstrem di Gurun Sahara
Sebuah karangan bunga (bouquet) atas nama KBRI London diserahkan Thomas Siregar kepada Chicco sebagai perwakilan dari semua pelari asal Indonesia yang ikut mengharumkan nama bangsa di kancah lomba lari tingkat dunia tersebut.
London Marathon 2018 dirasa sangat istimewa karena diikuti Sir Mo Farah, atlet maraton Inggris yang telah empat kali menjuarai lomba maraton Olimpiade.
Perasaan istimewa juga dirasakan Yuli Rianastasia, pelari wanita Indonesia berusia 57 tahun, yang berhasil menyelesaikan lomba dengan catatan waktu enam jam 20 menit dan telah mengikuti 20 kali berbagai lomba lari tingkat dunia.
Baca: Kawauchi, Pelari Amatir yang Menjuarai Boston Marathon
Ia menyatakan bangga dapat mengikuti London Marathon 2018, yang banyak diikuti para pelari yang usianya jauh lebih muda dari dirinya.
Untuk dapat mengikuti lomba lari tersebut, Yuli berlatih dengan berlari sejauh 15 kilometer setiap hari menyusuri berbagai kawasan Jakarta tanpa mengenal panas ataupun hujan.
Thomas mengatakan KBRI London menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada para pelari Indonesia yang secara nyata mempromosikan Indonesia melalui lomba lari marathon tingkat dunia, London Marathon 2018.