TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beban menyandang status nomor satu dunia lepas, Naomi Osaka kini menatap Wimbledon dengan perasaan yang lebih nyaman. Ia pun berharap mendapatkan undian bermain yang lebih bagus pada tenis Grand Slam lapangan rumput ini di London, Inggris, mulai 1 Juli 2019.
Bintang tenis putri Jepang berusia 21 tahun itu sebelumnya gagal merebut gelar Grand Slam ketiga kali berturut-turut setelah tersingkir di Roland Garros pada babak ketiga Prancis Terbuka.
Osaka mengatakan kekalahan melawan Katerina Siniakova, peringkat 42 dunia, di Roland Garros justru hal terbaik yang dapat terjadi pada pemain yang tidak nyaman menjadi puncak sorotan tersebut.
Sejak itu, Osaka kehilangan status nomor satu dunia dan akan memasuki Wimbledon pekan depan dengan predikat petenis putri nomor dua dunia.
"Sepanjang musim turnamen tanah liat saya, status nomor satu itu menjadi masalah dan itu terbukti karena saya tertekan sepanjang waktu," kata Osaka.
Pada Prancis Terbuka lalu, Osaka mengeluhkan tekanan yang dihadapinya sehingga dia diserang sakit kepala dan kelelahan terus-menerus.
Tapi, menjelang undian pertandingan Wimbledon, besok, Jumat 28 Juni, kemungkinan sakit kepala belum sepenuhnya hilang dari dirinya. Sebab, pada dua Wimbledon sebelumnya, dia tersisih dari turnamen ini sejak babak ketiga, setelah mendapat undian yang tidak menguntungkan.
Pada 2017 dia dikalahkan juara Wimbledon lima kali Venus Williams yang saat itu juga melangkah ke final. Tahun lalu, dia dikalahkan Angelique Kerber yang akhirnya menjadi juara edisi itu. Melawan Kerber, Osaka hanya memenangkan enam game.
Naomi Osaka hanya satu kali memenangi pertandingan turnamen lapangan rumput selama musim panas ini. "Saya tidak terlalu nyaman dengan lapangan rumput," katanya kepada AFP.