TEMPO.CO, Jakarta - Petinju kelas berat Tyson Fury mengungkapkan rasa frustrasinya pada negosiasi jadwal tinju dunia melawan Anthony Joshua. Ia mengungkapkan bahwa proses negosiasi berjalan stagnan. "Ini berkaitan dengan lokasi, tanggal, tempat dan biaya. Ini berkaitan dengan segalanya kecuali pertarungan itu sendiri," kata dia dikutip dari The Sun, 25 Februari 2021.
Fury mengaku frustrasi setelah absen dari tinju selama setahun terakhir. Menurut dia, hal tersebut memunculkan kekacauan besar. "Saya seharusnya bertinju, karena saya sangat tidak aktif saat ini. Saya sudah keluar dari selama lebih dari setahun. Pada saat saya bertarung lagi, jika jadi melawan Joshua Juni nanti, itu berarti saya sudah satu tahun enam bulan di luar ring. Itu bukan persiapan ideal untuk pertarungan apapun."
Baca juga : Tinju Dunia: Bob Arum Sebut Terence Crawford Ingin Lawan Manny Pacquiao
Dikutip dari The Sun, 25 Februari 2021, Tyson Fury memahami kesepakatan tinju akan diumumkan pada awal Maret 2021. Namun, ia heran karena Joshua merahasiakan negosiasi. Fury pun mengantisipasi potensi gagalnya rencana tinju melawan Fury. "Jika pertarungan itu tidak terjadi musim panas ini, itu tetap harus terjadi cepat atau lambat."
"Top Rank harus memberi saya dua pertarungan tahun ini. Saya akan bertarung dua kali, saya tidak peduli dengan siapa saya bertarung. Jika bukan dengan Joshua, kami akan bertarung pada April atau awal Mei, dan akhir tahun. Jika pertarungan dengan Joshua terjadi, pertarungan itu kemungkinan terjadi bulan Juni dan akhir tahun ini," ujar juara sabuk WBC tersebut.
Arab Saudi, yang menjadi kandidat tuan rumah pertarungan Joshua vs Fury. Negara ini juga menjadi tuan rumah pertandingan ulang AJ dan Andy RUiz Jr pada Desember 2019. Amerika, Qatar, Dubai, Singapura, dan China juga telah menyatakan minatnya untuk menjadi tuan rumah duel tinju dunia Anthony Joshua vs Tyson Fury.