TEMPO.CO, Jakarta - Kimia Alizadeh menorehkan cerita dramatis di Olimpiade Tokyo. Ia pernah meraih medali buat Iran, lalu melarikan diri dari negaranya dan tampil Tim Olimpiade Pengungsi. Ahad hari ini berhasil mengalahkan atlet dari mantan negaranya.
Atlet Taekwondo itu meraih medali perunggu buat Iran pada Olimpiade Rio 2016. Di Olimpiade Tokyo, ia sudah berganti bendera dan tampil untuk tim pengungsi.
Bertanding di bawah bendera putih Tim Olimpiade Pengungsi, Alizadeh yang berusia 23 tahun itu menjadi favorit di arena Makuhari Messe. Saat masuk ke lokasi pertandingan, ia mendapat tepuk tangan dari media dan lainnya yang hadir di tempat, mengingat tidak ada penonton umum yang diizinkan.
Sorak-sorai kembali berkobar saat ia mengakhiri pertandingan kelas -57 kt melawan Nahid Kiyanichandeh dengan kemenangan 18-9. Alizadeh melaju ke babak 16 besar untuk menghadapi Jade Jones dari Inggris.
Alizadeh menjadi satu-satunya wanita yang memenangkan medali Olimpiade untuk Iran ketika dia meraih perunggu taekwondo di Rio pada 2016.
Dia melarikan diri ke Jerman tahun lalu, dan merupakan satu dari tiga taekwondoin dan 29 atlet yang bersaing untuk tim pengungsi di Tokyo.
Populer di Instagram dengan 407.000 pengikut, Kimia Alizadeh telah meninggalkan jilbab yang dia kenakan di Rio, dan mengatakan dia meninggalkan tanah airnya karena muak digunakan sebagai alat propaganda, demikian laporan Reuters.
Baca Juga: Ratu Taekwondo Kelas Terbang Persembahkan Emas buat Thailand