TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Top Rank, Todd DuBoef, mengatakan bahwa juara kelas berat WBC Tyson Fury ingin menggelar pertarungan berikutnya pada bulan Maret 2022. Respons itu diberikan setelah Dewan Tinju Dunia memerintahkan negosiasi untuk memulai duel wajib antara Fury dan penantang teratasnya, Dillian Whyte.
Pertarungan terakhir Fury terjadi pada bulan Oktober lalu. Saat itu, dia mengalahkan Deontay Wilder di ronde kesebelas dalam pertarungan trilogi di T-Mobile Arena di Las Vegas. "Sangat masuk akal. Kami bekerja bahu-membahu dengan Tyson untuk pertarungannya," kata DuBoef kepada Sky Sports.
"Dia ingin bertarung pada bulan Maret. Dia benar-benar tidak peduli siapa yang dia lawan. Kami menargetkan untuk mempertahankannya di atas ring. Kami bisa melakukan pertarungan di Inggris pada kuartal pertama tahun depan. Whyte adalah pertarungan yang hebat. Kami ingin menyelesaikan masalah waktu secepat mungkin," ujarnya.
Kedua belah pihak memiliki tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan sebelum WBC memerintahkan tawaran langsung. Sejumlah kalangan menilai bahwa Whyte adalah lawan yang empuk untuk Fury.
Namun, CEO Top Rank Bob Arum menjelaskan bahwa Fury menyiapkan duel melawan Whyte dengan sangat serius. "Jika dia tidak menghormatinya, dia akan mendapat banyak masalah," kata Arum.
Ia meneruskan, “Tyson Fury sudah cukup profesional, dia petarung yang hebat, dan dia tahu bahwa Anda tidak boleh menganggap enteng orang seperti Whyte. Kami sedang berbicara dengan Dillian Whyte sekarang untuk mencapai kesepakatan untuk menggelar pertarungan di Inggris. Kami ingin itu menjadi pertarungan yang luar biasa dan kami bekerja keras untuk menyatukannya."
Baca juga : Kalah KO dari Tyson Fury, Deontay Wilder Mulai Berpikir Pensiun dari Tinju Dunia