TEMPO.CO, Jakarta - Deontay Wilder mempertimbangkan untuk pensiun setelah kekalahannya dari Tyson Fury dalam pertarungan trilogi pada Oktober lalu. Mantan juara kelas berat WBC itu gagal mendapatkan kembali gelarnya di T-Mobile Arena, Amerika Serikat, meskipun telah dua kali menghadapi Fury.
Wilder mengisyaratkan untuk kembali ke atas ring tinju pada 2022 dengan melawan sesama mantan juara dunia Andy Ruiz Jr. Andy disebut-sebut sebagai lawan yang paling memungkinkan untuk Wilder.
Namun, tak lama lagi petinju berjuluk The Bronze Bomber menginjak usia 36 tahun. Wilder kini mengaku berada di persimpangan jalan antara karier tinju dan kehidupan keluarganya.
“Perasaan campur aduk karena pada akhirnya saya telah mencapai semua tujuan saya dalam olahraga ini. Saya memberi tahu putri saya bahwa saya akan menjadi juara dan saya akan dapat mendukungnya melampaui keyakinannya,” kata Wilder kepada Kevin Hart di Laugh Out Loud Network, dikutip dari Talksport.
Ia meneruskan, “Saya telah melakukannya. Ada banyak hal yang telah saya capai dan harus saya buktikan kepada siapa pun. Saya sudah membuktikannya sendiri. Haruskah saya mencobanya sekali lagi? Atau haruskah saya pensiun dan fokus pada hal-hal lain yang sudah saya miliki”
Sebelum pertama kali melawan Tyson Fury pada tahun 2018, Wilder dipandang publik Amerika Serikat sebagai juara tinju kelas berat paling berbahaya dalam sejarah. Ia dikenal karena keganasannya dan sejumlah fakta bahwa ia telah mengalahkan setiap petinju yang pernah ia hadapi. Namun, pertarungan melawan Fury mengakhiri semuanya.
Masih ada banyak alternatif yang bisa Deontay Wilder ambil untuk karier tinjunya pada 2022. Dia belum pernah menghadapi Anthony Joshua, Oleksandr Usyk, Dillian Whyte dan Andy Ruiz Jr. Semuanya akan tetap menjadi pertarungan yang menarik.
Baca juga : Lawan Usyk atau Whyte, Tyson Fury Bersiap Seolah Bakal Lawan Muhammad Ali