Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Atlet Perempuan di Olimpiade, Mulanya Dilarang hingga 48,8 Persen di Olimpiade Tokyo 2020

image-gnews
Atlet Jepang, Aiko Sugihara, tampil dalam sesi kualifikasi senam artistik perempuan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, 7 Agustus 2016. Para atlet cabang olahraga ini menampilkan kelenturan tubuhnya yang menakjubkan. AP/Julio Cortez
Atlet Jepang, Aiko Sugihara, tampil dalam sesi kualifikasi senam artistik perempuan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, 7 Agustus 2016. Para atlet cabang olahraga ini menampilkan kelenturan tubuhnya yang menakjubkan. AP/Julio Cortez
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Olimpiade merupakan hajat olahraga terbesar di dunia. Bebagai cabang olahraga rutin dipertandingkan dalam gelaran Olimpiade. Dalam sejarahnya, ternyata dahulu perempuan sempat tidak diperkenankan untuk ikut serta dalam kompetisi yang sudah diadakan sejak masa sebelum masehi tersebut.

Neil Faulkner dalam A Visitor’s Guide to the Ancient Olympics menyebut pada masa Olimpiade kuno 776 SM-393 M, bahkan untuk sekadar menonton pun perempuan dilarang, kecuali bagi biarawati Demeter. Hukuman mati akan diberikan bagi mereka yang melanggar.

Melansir buku Glimpes of Woman in Sport, tatkala Olimpiade modern pertama akan digelar pada 1896 di Athena, salah satu penggagasnya, Baron Pierre de Coubertin tetap membawa kultur tersebut. Ia menganggap perempuan tidak layak disertakan pada cabang olahraga manapun karena alasan biologis.

Pada edisi Olimpiade selanjutnya, Baron mesti sedikit menurunkan egonya berkat desakan sejumlah negara. Pada Olimpiade Paris 1900, akhirnya 22 atlet perempuan dapat mengikuti kompetisi dalam sejumlah cabang. Meski demikian, beberapa cabang favorit seperti atletik dan akuatik belum mengizinkan perempuan untuk turut serta. 

Jumlah atlet perempuan sempat menyusut menjadi hanya enam orang pada Olimpiade St. Louis 1904. Jumlah yang sangat sedikit mengingat atlet pria berjumlah 645. Pada dua edisi berikutnya jumlah atlet perempuan kembali naik masing-masing 37 dan 47 atlet.

Memasuki 1920-an awal, keikutsertaan perempuan ternyata masih jadi perdebatan dari para petinggi Komite Olimpiade Internasional (IOC). Upaya Alice Milliat, pendiri La Federation Sportive Feminine Internationale (FSFI) memperjuangkan atlet putri untuk dapat diikutsertakan di cabang atletik kerap tidak diacuhkan.

Hal itu membuat FSFI mengadakan Olimpiade sendiri khusus untuk perempuan yang digelar berturut-turut dari 1921 hingga 1924. Seiring waktu, Olimpiade tandingan itu pun membuat para petinggi IAAF dan IOC luluh. Pada Olimpiade Amsterdam 1928, atlet putri diperkenankan mengikuti cabang atletik dan senam. Ada 95 atlet putri yang bersaing di lima nomor cabang atletik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 1940-an, tepatnya usai Perang Dunia II, secara bertahap IOC memberi kesempatan yang lebih besar untuk atlet putri. Cabang-cabang olahraga baru yang diadakan seperti bulutangkis dan sepakbola memperbolehkan atlet putri untuk turut serta.

Melansir laman resmi IOC, pada pergelaran terakhir, yakni Olimpiade Tokyo 2020, tercatat jumlah atlet perempuan mencapai 48,8 persen dari keseluruhan atlet yang bertanding. 

HATTA MUARABAGJA 

Baca: 4 Atlet Wanita di Olimpiade Tokyo yang Berpendidikan Tinggi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Bagas Kaffa Starter

16 jam lalu

Timnas Indonesia U-23. PSSI.org
Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Bagas Kaffa Starter

Shin Tae-yong memilih Bagas Kaffa untuk mengisi posisi wingback kanan di laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea.


Shin Tae-yong Masih Optimis Dapat Tiket ke Olimpiade, Siapkan Strategi Berbeda

19 jam lalu

Shin Tae-yong. PSSI.org
Shin Tae-yong Masih Optimis Dapat Tiket ke Olimpiade, Siapkan Strategi Berbeda

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong menyiapkan strategi berbeda menghadapi Guinea demi tiket Olimpiade Paris 2024.


Daftar Pemain Guinea untuk Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade Paris 2024, Ada Ilaix Moriba

2 hari lalu

Timnas Guinea. (Instagram/@sylinational)
Daftar Pemain Guinea untuk Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade Paris 2024, Ada Ilaix Moriba

Timnas U-23 Guinea mulai bersiap untuk menghadapi Timnas U-23 Indonesia pada babak play-off cabang olahraga sepak bola Olimpiade Paris 2024.


Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

2 hari lalu

Pengungsi Palestina melarikan diri dari Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil dari bagian timur kota Gaza selatan, menjelang ancaman serangan, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Gaza Strip 6 Mei 2024. Militer Israel melakukan serangan yang ditargetkan dengan sasaran kelompok Islam Hamas di bagian timur kota Rafah. REUTERS/Ramadhan Abed
Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina


Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

3 hari lalu

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar. Foto: Canva
Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.


Coros Rilis Jam Tangan Atlet Seharga Rp 13 Juta, Ini Fitur Unggulannya

3 hari lalu

Coros Vertix 2S resmi diluncurkan di Indonesia. Jam tangan seharga Rp 13 juta ini diklaim cocok dipakai untuk aktivitas luar ruangan serupa olahraga panjat tebing. Dok: Coros
Coros Rilis Jam Tangan Atlet Seharga Rp 13 Juta, Ini Fitur Unggulannya

Jam tangan Coros Vertix 2S diklaim tahan dipakai dalam kondisi ekstrem semisal olahraga luar ruangan dan aktivitas panjat tebing.


Seluk Beluk Olimpiade Paris 2024 Berikut Daftar Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

3 hari lalu

 Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024. REUTERS
Seluk Beluk Olimpiade Paris 2024 Berikut Daftar Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

Berikut seluk beluk Olimpiade Paris 2024


Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

3 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.


Inilah 4 Pemain Timnas U-23 yang Dinilai Roberto Mancini Layak Bermain di Serie B Italia

3 hari lalu

Timnas Indonesia U-23. Foto : PSSI
Inilah 4 Pemain Timnas U-23 yang Dinilai Roberto Mancini Layak Bermain di Serie B Italia

Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, dan Justin Hubner dinilai pelatih Roberto Mancini layak bermain di Serie B Italia.


Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

5 hari lalu

Penyerang Irak Ali Jasim merayakan setelah mencetak gol kedua timnya pada pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Asia U23 AFC Qatar 2024 antara Irak dan Indonesia di Stadion Abdullah Bin Khalifa di Doha pada Kamis (2/5/2024). (ANTARA/AFP/Karim Jaafar)
Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya