TEMPO.CO, Jakarta - Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting memupus dahaga panjang tunggal putra dalam turnamen begengsi All England. Mereka mampu menghadirkan All Indonesian Final di edisi 2024, yang kemudian dimenangi Jonatan.
Tiga dekade telah berlalu sejak Indonesia terakhir kali meraih emas tunggal putra di turnamen bulu tangkis tertua ini. Gelar terakhir dibawa pulang oleh Hariyanto Arbi pada tahun 1994 setelah mengalahkan kompatriotnya, Ardy Bernardus Wiranata.
Sejak itu, tiga pemain tunggal putra Indonesia, yaitu Arbi (1995), Taufik Hidayat (1999 dan 2000), dan Budi Santoso (2002) telah mencapai empat final, tapi medali emas masih sulit diraih.
Paceklik panjang pun akhirnya dipatahkan pada tahun ke-125 penyelenggaraan All England. Jonatan Christie keluar sebagai juara setelah memenangkan laga atas rekan satu negara, sekaligus mantan teman sekamarnya saat junior, Anthony Sinisuka Ginting, 21-15, 21-14, pada pertandingan yang diadakan di Birmingham, Minggu 17 Maret 2024.
Di tengah lapangan abu-abu All England 2024, Jonatan, yang turun sebagai pemain nonunggulan tampil lebih tenang dari Ginting yang merupakan unggulan kelima dalam kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia itu.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie berfoto dengan piala dan medalinya usai mengalahkan kompatriotnya Anthony Sinisuka Ginting dalam final All England Open 2024 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, MInggu 17 Maret 2024. Jonatan Christie meraih juara pertama turnamen itu setelah menang dengan 21-15, 21-14. ANTARA FOTO/HO-PBSI
Ketenangan itu membawanya menuju gelar BWF Super 1000 pertamanya, sekaligus kemenangan keempatnya atas Ginting dari 10 kali pertemuan mereka pada turnamen bulu tangkis dunia.
Namun, entah ini adalah head-to-head keberapa bagi mereka, mengingat keduanya memulai perjalanannya sebagai tumpuan tunggal putra Indonesia sejak dari usia muda, bersama-sama.
Selanjutnya: Teman dan Rival