Suntikan ambisi Nagelsmann
Jerman yang berperingkat FIFA 16 memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk menundukkan Denmark yang berperingkat 21. Tetapi jika melihat apa yang dilakukan Georgia kepada Portugal, sepak bola sering menolak akal sehat dan taksiran matematis.
Denmark sendiri sepertinya berharap ada energi tambahan dari hal non teknis seperti semangat bertanding yang tinggi, terutama oleh injeksi nafsu dan tekad mengulangi kejayaan Euro 1992 di Swedia ketika dalam menghentikan Jerman 2-0 dalam partai puncak Piala Eropa edisi itu.
Tim asuhan Kasper Hjulmand juga mencapai semifinal pada Euro 2020 untuk takluk kepada Inggris, sedangkan pertemuan terakhir mereka dengan Jerman pada Juni 2021 berakhir seri 1-1.
Hjulmand bahkan sudah menyiapkan tim untuk menjalani skenario adu penalti jika pertandingan berakhir seperti terjadi dalam laga terakhir kedua tim pada Juni 2021 itu.
Jerman yang tiga kali menjuarai Piala Eropa dan empat kali juara Piala Dunia, percaya diri bisa melewati hadangan Tim Dinamit, apalagi mereka tampil di kandang sendiri.
Tetapi Denmark juga sama percaya dirinya untuk mencatat kemenangan pertama dalam Euro 2024 yang bisa membawa mereka lebih jauh dari sekadar fase knockout.
Catatan pertemuan antara kedua tim dalam dalam turnamen-turnamen besar utama sepak bola sendiri menunjukkan Panser dan Dinamit saling mengalahkan setelah mereka sama-sama menang dua kali.
Nagelsmann yang ambisius dan memuja sepak bola menyerang yang menekankan penguasaan bola, tentu ingin membuat catatan yang tak dibuat pelatih-pelatih Jerman beberapa tahun terakhir yang bahkan terhenti dalam babak 16 besar Euro 2020 dan membuat Jerman tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2018 dan 2022.
Tekad ekstra dari mantan pelatih RB Leipzig dan Bayern Muenchen itu bisa membuat Jerman tampil kesetanan seperti saat meremukkan Skotlandia 5-1 dan menaklukkan Hungaria 2-0 selama fase grup Euro 2024 beberapa hari lalu.
Itu semua menjadi jaminan laga ini akan sangat atraktif untuk disaksikan.
Selanjutnya: Bedah Taktik