TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Basket Amerika Serikat merebut medali emas Olimpiade Paris 2024. Mereka mengalahkan Prancis dengan skor 98-87, Sabtu, 10 Agustus, untuk mengklaim medali emas kelima berturut-turut.
Dalam laga di Bercy Arena, Paris, para pemain Amerika yang dipimpin oleh Stephen Curry dan LeBron James menghancurkan hati tuan rumah.
"Saya hanya menikmati momen ini," kata James yang berusia 39 tahun, pencetak skor terbanyak sepanjang masa NBA. "Saya sangat bangga masih bisa bermain di pertandingan ini.”
"Mainkan pada level tinggi. Bermain dengan 11 pemain hebat lainnya, dengan staf pelatih yang hebat, dan kemudian keluar dan melakukannya untuk negara kita. Itu adalah momen yang hebat."
Final ini menjadi ulangan perebutan medali emas Olimpiade Tokyo. Tetapi bagi Prancis, kekalahan kali ini terasa lebih menyakitkan karena datang di kandang sendiri di hadapan negara yang terpesona.
"Bakat luar biasa merekalah yang akhirnya menjadi pembeda," kata pelatih Prancis Vincent Collet. "Ini final melawan Amerika, di Paris, Anda dapat mengatakannya sebanyak yang Anda mau, setiap pemain memiliki emosinya sendiri, kami mencoba memanfaatkannya tetapi itu tidak mungkin di sini."
Prancis masih memiliki kesempatan untuk meraih kejayaan dalam cabang bola basket pada hari Minggu lewat tim putri mereka. Namun, tim putri Prancis akan menjadi tim yang lebih tidak diunggulkan dibandingkan dengan tim Amerika yang perkasa, yang tidak pernah kalah di Olimpiade sejak tahun 1992 dan sedang mengejar emas kedelapan berturut-turut.
Laporan Pertandingan
James mengawali pertunjukan dengan dunk menggelegar untuk mengawali permainan cepat yang dikendalikan pemain Amerika. Melalui usaha keras, mereka membangun keunggulan 14 poin di kuarter ketiga.
Akan tetapi AS akan sangat membutuhkan semua keunggulan itu saat Les Bleus, yang didukung oleh dukungan penonton tuan rumah yang sangat antusias, berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan menjadi 82-79 dengan tiga menit tersisa.
Kemudian ketika para penonton sudah berdiri dan Prancis bersiap melakukan hal yang tidak terpikirkan, Curry - seperti yang ia lakukan dalam kemenangan menegangkan di semifinal atas Serbia - datang untuk menyelamatkan AS. Saat Dream Team sedang goyah, kapten AS itu melesakkan tiga tembakan tiga angka jarak jauh pada dua menit terakhir untuk meredakan tekanan.
Curry menyelesaikan pertandingan dengan 24 poin, termasuk delapan lemparan tiga angka. Sedangkan James menghasilkan 14 poin, 10 assist, dan enam rebound.
Komentar Wembanyama
Victor Wembanyama, pemain Prancis pertama yang dipilih sebagai nomor satu secara keseluruhan dalam draft NBA, menutupi wajahnya dan menangis sebelum mencari ibunya, yang kemudian menghiburnya.
Pemain power forward berusia 20 tahun ini mengakhiri pertandingan dengan poin tertinggi yakni 26, bermain dengan bakat dan gairah yang menjadikannya calon pemimpin masa depan skuad Prancis.
"Saya bangga telah melakukan apa yang telah kami lakukan di sini, di Prancis, di hadapan para penggemar kami," kata Wembanyama. "Saya akan membiarkan semuanya meresap dan menyadari apa yang sedang terjadi.”
"Saya selalu berusaha membantu tim saya kapanpun dibutuhkan. Saya siap berkorban apa pun. Saya khawatir dengan lawan-lawan saya dalam beberapa tahun ke depan."
REUTERS
Pilihan Editor: Fadil Imran, Ketua Baru PBSI, Buka Suara Soal Buruknya Prestasi Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024