TEMPO.CO, Jakarta - Alma Ariella Tsany menjadi salah satu bintang cemerlang yang muncul di Pekan Olahraga Nasional Aceh - Sumatera Utara (PON 2024). Atlet Jawa Timur berusia 15 tahun ini berhasil meraih dua medali emas cabang panjat tebing.
Alma meraih emas pertamanya dari nomor combine (boulder and lead) perorangan putri dalam lomba di Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu, 7 September lalu. Ia setelah mengumpulkan 171,5 poin dalam penampilannya yang dominan dibandingkan tujuh atlet lain.
Medali perak menjadi milik Widya Fujiyanti dari Jawa Barat yang membukukan 137,9 poin, sedangkan Sukma Lintang Cahyani dari DIY memperoleh perunggu lewat torehan 128,2 poin.
Alma tak menyangka debut pertamanya di PON ternyata langsung berbuah emas, padahal awalnya sempat grogi melihat lawan-lawannya yang dianggapnya lebih senior. "Pertama kali ke sini lemes gitu. Kan PON pertama kali ya, agak ndredek (grogi, red.) gitu," kata gadis kelahiran Gresik, 25 Juli 2009 tersebut.
"Terus enggak nyangka juga bisa juara satu. Soalnya lawannya berat-berat, sudah senior," ujarnya menambahkan.
Emas keduanya diraih Rabu, 11 September. Ia meraihnya dari nomor combined (boulder and lead) campura. Ia, yang berduet dengan Putra Tri Ramadani membukukan 163,9 poin.
Medali perak diraih Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setelah Seto dan Sukma Lintang Cahyani menorehkan 127,1 poin. Pasangan suami istri Bim Sigrid dan Widia Fujiyanti terpaksa mempersembahkan medali perunggu kepada Jawa Barat setelah mencetak skor 116,2.
Alma menyatakan keberhasilan itu tak lepas dari dukungan banyak pihak. "Kebetulan ini PON pertama saya juga dan Alhamdulillah langsung dapat emas. Ya seneng banget. Untuk dukungan, semuanya, orang tua support juga," kata dia.
Mengenai persiapan menghadapi PON Aceh-Sumut, Alma mengaku sudah setahun melakukan persiapan karena sebelum pra-PON masih bermain di klub. "Sebelum pra-PON, saya belum pelatda Jatim. Jadi, masih di klub kota. Kemudian, ikut lomba-lomba dan masuk ke puslatda untuk PON," katanya.
Putri pasangan Lukman Hadi dan Dyah Purwaningsih itu sudah dikenalkan dengan panjat tebing sejak berusia 4 tahun, ketika ayahnya memasukkan dia ke salah satu klub panjat tebing di Gresik. Di kelas 1 ia sudah mengikuti lomba dan meraih posisi ketiga.
Kini siswa kelas 10 di SMA Muhammadiyah 1 Gresik ini masih akan tampil di tiga nomor lain, yakni lead perseorangan, boulder beregu, dan lead beregu.
Panjat tebing mempertandingkan 16 nomor dengan diikuti 103 atlet putra dan 85 atlet putri dari 26 provinsi.
Pilihan Editor: Peraih Emas Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo, Gagal Raih Medali Nomor Speed Perorangan Putra di PON 2024