TEMPO.CO, Jakarta - Di usia 33 tahun, Maria Natalia Londa masih mampu merajai nomor lompat jauh Pekan Olahraga Nasional. Atlet Bali itu kembali merebut emas dalam lomba di PON 2024 Aceh Sumut, Kamis, 12 September.
Ini kali kelima dia merebut emas nomor tersebut di PON. Atlet kelahiran Denpasar, Bali, ini mulai mendulang emas di PON XVII Kalimantan Timur 2008, lalu Riau XVIII 2012, Jawa Barat XIX 2016, Papua XX 2020 (penyelenggaraan 2021 karena pandemi COVID-19), dan yang teranyar PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Khusus pada PON tahun ini yang diselenggarakan di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dia berhasil mencapai lompatan 6,44 meter. Meski begitu, jangkauan itu belum mampu memecahkan rekor PON dan nasional yang dicatatkan atas namanya sendiri.
Pada PON Riau XVIII 2012, dia mencapai 6,46 meter, sedangkan nasional 6,7 meter yang dibukukan pada 2015.
Maria mengatakan semua pencapaiannya selama ini merupakan hasil jerih payah dan konsistensi latihan yang tak pernah putus, sehingga dirinya selalu memompa serta menjaga motivasi untuk tetap giat berlatih.
"Saya happy menjalani hidup sebagai seorang atlet, karena menjadi seorang atlet itu merupakan suatu kebanggaan untuk keluarga maupun bagi diri sendiri," kata Maria seusai meraih medali emas PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Ia berharap, olahraga lompat jauh semakin banyak yang menggemari, sehingga akan berdampak untuk Indonesia di kancah internasional atau dunia.
Selain itu, dia meminta kepada pemerintah maupun pihak yang bertanggung jawab, agar proses regenerasi atlet lompat jauh bisa lebih diperhatikan. Menurut dia, daerah Indonesia Timur sudah sering menyumbang atau berkontribusi untuk Tanah Air, sehingga harapannya fasilitas olahraganya juga turut diperhatikan dan dibangun lebih baik.
Awal Cinta Lompat Jauh
Maria yang lahir pada 29 Oktober 1990, mencintai atletik nomor lompat jauh sejak sekolah dasar (SD). Dia mulai mengenal olahraga itu saat duduk di kelas tiga SD. Sebelumnya, dia juga gemar bermain lompat tali sejak sebelum mengenyam bangku SD.
Kecintaannya mulai bertambah dalam beberapa tahun sejak mengenal olahraga lompat jauh yang sudah berumur tua atau sejak ribuan tahun lalu.
Selain menyukai olahraga itu, Maria juga mulai menggemari lompat jangkit. Setelahnya, dia mulai serius berlatih untuk kedua nomor pertandingan dari cabang olahraga atletik tersebut.
Perempuan setinggi 1,63 meter itu mengaku, prestasi pertamanya saat berhasil naik podium sebagai peringkat ketiga dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Usia Dini di Jakarta. Setelah, dia kembali berprestasi dan kali ini menjadi juara di Kejurnas Atletik Remaja Junior.
Dengan dukungan dan motivasi untuk membahagiakan keluarga, Maria sudah terbiasa tinggal di asrama demi menjadi seorang atlet nasional.
Dukungan keluarga terbukti besar, karena ayahnya meninggal pada 2011, sedangkan dia harus menjadi tulang punggung keluarga untuk ibu dan adik-adiknya. Namun, keluarga besarnya justru terus mendukung perjuangan Maria untuk mencapai prestasi puncak.
Selanjutnya: Deretan Prestasi Maria Natalia Londa