TEMPO.CO, Jakarta - Pada babak keempat Olimpiade Catur 202 di Budapest, Hungaria, tim catur putra dan putri Indonesia lebih berhati-hati menata langkah mereka dari lawan-lawannya.
Turun dengan dengan tim inti, para pecatur putra Indonesia unggul 1 poin terhadap Hungary C, dan membukukan angka 2 1/2 : 1 1/2. Sementara tim putri menyerah dari tim Iran dengan angka 1/2 : 3 1/2,
Kesuksesan tim catur putra pada 14 September 2024 dimotori pemain papan 1, FM Andrean Susilodinata (Elo rating 2393) yang tak terduga mampu menahan langkah GM Kantor Gergely (2537). Kesuksesan Andrean, diikuti Zacky Dhia Ulhaq (2203) yang mengandaskan IM Gellert Karacsonyi (2403) di papan 3.
FM Satria Duta Cahaya (2219) yang bermain di papan 2, mampu mencuri angka setengah poin dari IM Agoston Juhasz (2427). Sementara pemain papan 4, Fabian Glen Mariano (2121) harus mengakui keunggulan IM Tamas Vanczak (1986).
"Putra Indonesia masuk pekarangan Tuan Simon. Ini kejutan pertama dari tim putra Indonesia yang mampu mengalahkan tim tuan rumah C yang diperkuat 1 GM dan 3 IM. Andrean di papan 1 tampil berani meladeni semua pukulan dari GM Kantor," ujar Kapten Tim Catur Putra Indonesia, Kristianus Liem.
Kristianus menambahkan, atlet papan 1 Indonesia mulai menguasai lapangan pada langkah 31. Tiga langkah kemudian mulai unggul, dan pada langkah 36 raut muka Gergely mulai kusut dan mnggeleng-gelengkan kepalanya.
Terobosan Menteri, Benteng dan Gajah Andrean memaksa Gergely mengorbankan kualitas langkah 39, namun di permainan akhir masing-masing memiliki 6 bidak, Andrean punya benteng dan Gergely punya kuda yang artinya sudah mutlak menang. Namun Gergely baru menyerah di langkah 47 setelah melihat bidak bebas tak tercegah yang akan promosi menjadi menteri.
Dengan hasil dua kali menang dari tiga babak yang dua lawannya bergelar Grandmaster atau GM dengan rating di atas 2500, menjadi modal Andrean untuk menggenapkan Norma IM ketiganya , dan bukan hal tak mmgkin bisa meraih Norma GM pertamanya karena di babak ke 5 ia akan jumpa pecatur papan atas Georgia yang ratingnya lebih tinggi lagi.
Dua pemain catur putra Indonesia lainnya, Zacky dan Duta juga tampil cemerlang dan stabil. Keduanya berpeluang meraih Norma IM karena sudah bertemu dua IM. "Duta tiga kali menang dan sekali remis sudah mengumpulkan 3½ poin. Sedang Zacky tiga kali menang dan satu kali kalah, jadi mengumpulkan 3 poin. Skor yang lumayan tinggi dan perlu dijaga kestabilannya saja," papar Kristianus.
Di kelompok putri, WCM Evi Lindiawati (1940) dan Angel Ruth Nugroho (1939) yang berada di papan 1 dan 2, tersungkur dari lawan-lawan mereka WGM Mobina Alinasab (2336) dan WFM Setayesh Karimi (2105). Begitu juga Clementia Adeline (1550) yang menyerah dari WIM Vesal Hamedi Nia (1986).
Hanya Evi Yuliana (1912) yang mampu menahan WIM Parva Behzad Nazif (2092), hingga berakhir remis. Kemampuan keduanya setara, hanya saja Evi bisa menguasai pertandingan.
"Beruntung saya masih bisa mengalihkan ke pembukaan sesuai kemauan saya. karena dari awal cari menang jadi berani ambil komplikasi. partainya seru dari unggul jadi kalah terus seri. Saya senang karena lawan saya WIM, jadi lebih ingin menyerang," kata Evi.
Menurut Kapten Tim Catur Putri Indonesia, Lisa Lumongdong, Evi Yuliana terus bermain bagus dan selalu berusaha memang sekalipun lawannya berating lebih tinggi dan bergelar. "Dia gak ada takutnya. Sekalipun ada slip hitungan langkahnya, tapi terus berusaha tidak mau kalah begitu saja. Sampai akhirnya bisa remis lawan Parva," kata Lisa.
Di babak ke-5, tim catir putra Indonesia akan melawan tim tangguh Georgia. Sementara tim putri akan berhadapan dengan Palestina.
Pilihan Editor: Olimpiade Catur 2024: Tim Catur Putra Indonesia Kalahkan Namibia dan Tim Putri Tundukkan Hong Kong