TEMPO.CO, Jakarta - Persaingan cabang taekwondo Pekan Olahraga Nasional atau PON 2024 Aceh - Sumatera Utara diisi kehadiran sepasang kekasih yang sama-sama meraih medali emas. Mereka adalah Adam Yazid Ferdiansyah dan Rachmania Gunawan Putri.
Adam Yazid Ferdiansyah, berasal dari Jawa Barat, berhasil meraih medali emas di kelas -68 kilogram kyorugi putra. Sedangkan Rachmania mengukir prestasi serupa dengan medali emas di kelas poomsae putri.
Adam adalah seorang prajurit TNI berpangkat Sertu yang membawa disiplin dan semangat tinggi dalam setiap latihan. Usahanya membuahkan hasil dengan meraih medali emas, mempertahankan gelar setelah PON Jabar 2016 dan PON Papua 2021.
Rachmania, dengan ketekunan yang luar biasa, menyeimbangkan latihan yang intens dengan dukungan lembut dari Adam. Kombinasi ini menciptakan sinergi yang kuat baik di dalam maupun di luar arena taekwondo.
Sembari tersipu malu, Rachmania menyatakan telah mengenal Adam sejak duduk di bangku SMA, atau di masa putih abu-abu. Sesekali, ia tertawa saat menceritakan awal perkenalannya dengan sang kekasih Adam.
Dia menyebutkan bahwa Adam adalah sosok yang galak tetapi suka memotivasi dirinya agar bisa mengukir prestasi yang lebih baik.
Jarang Berlatih Bersama
Meski merupakan pasangan kekasih, Rachmania dan Adam jarang melakukan latihan bersama. Hal itu karena perbedaan kategori apalagi mereka berdua berasal dari dua kota berbeda. Rachmania merupakan warga di Bandung, sedangkan Adam di Kota Depok.
Meski berbeda daerah tempat tinggal, keduanya justru semakin semangat untuk saling menyemangati dan memotivasi satu sama lain. "Saling suport satu sama lain. Saling semangatin satu sama lain karena kita juga kan beda kota. Dia baik, tapi galak. Tapi motivasinya ada," kata Rachmania yang didampingi Adam.
Berkat motivasi-motivasi yang diterima termasuk dari kedua orang tua tercinta, wanita kelahiran Bandung, 18 Desember 1999 itu, telah dua kali menyumbang medali emas pada PON. Emas pertama diperoleh Rachmania dari PON XX Papua 2021 dari kategori poomsae beregu. Sedangkan emas kedua dari PON XXI Aceh-Sumatera Utara tahun ini didapatkan di kategori poomsae individu.
Pada PON 2024, Rachmania mampu naik podium peraih emas seusai memperoleh nilai tertinggi pada final kelas poomsae individu putri. Wanita berhijab ini mengungguli perwakilan Yogyakarta di posisi kedua.
Rachmania mempunyai sosok yang menjadi panutan bagi dirinya sehingga bisa meraih dua kali medali emas pada ajang empat tahunan itu. Sosok tersebut tak lain adalah pelatihnya sendiri yakni Defia Rosmaniar, yang juga merupakan atlet taekwondo yang pernah meraih medali emas di Asian Games 2018.
Adam, yang tetap berdiri di samping Rachmania, menyatakan sangat bahagia bisa melihat penampilan sang kekasih berhasil menyabet medali emas. Apalagi, saat menyaksikan penampilan calon pendamping hidupnya, ia sempat deg-degan dari tempat duduk di tribun ruangan Martial Arts Arena.
Atlet yang "hattrick" medali emas PON dengan medali ketiga diraih di PON Aceh-Sumut 2024 itu sangat bangga karena pujaan hatinya bisa menyusul dirinya dalam menyumbang medali emas bagi Jawa Barat.
Adam dan Rachmania memiliki cita-cita yang tinggi untuk bisa terus mengharumkan nama daerah hingga Indonesia di level dunia.
Sumbangsih Adam dan Rachmania tentu juga berperan sehingga mengantarkan kontingen Jawa Barat merajai cabang olahraga taekwondo di PON 2024 dengan mengunci delapan medali emas.
Dukungan orang tua
Kesuksesan Rachmania di ajang PON tentu tak lepas dari dukungan penuh orang tuanya, terutama ibu, Samanita (55), dan ayah, Handoyo (51). Kedua orang tua Rachmania adalah pelatih taekwondo, dan kehebatan Rachmania jelas merupakan hasil dari didikan mereka.
Samanita menceritakan bahwa sejak Rachmania duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar, ayahnya sudah melatihnya secara langsung. Sebagai orang tua, mereka sangat mendukung prestasi anak mereka dengan sepenuh hati.
Sebagai pelatih dan wasit nasional, Samanita juga memberikan dukungan penuh, terutama ketika Rachmania mulai mengikuti berbagai event sejak SMP. Dari SD, Samanita sudah mengarahkan Rachmania ke pelatnas dan terus mendukungnya hingga mencapai tingkat internasional.
Samanita mencatat bahwa sejak tahun 2012, Rachmania mulai muncul di kejuaraan nasional junior. Dukungan ibu berupa pemenuhan semua kebutuhan, dari peralatan hingga vitamin, sangat membantu perkembangan Rachmania.
Samanita merasa sangat bahagia karena cita-cita Rachmania untuk meraih medali emas di PON tercapai. Sebelumnya, di PON Papua, Rachmania meraih medali emas dalam kategori beregu poomsae.
Sebagai seorang pelatih dan wasit nasional, Samanita terus memberikan motivasi kepada Rachmania. Saat Rachmania merasa malas atau cemas sebelum pertandingan, Samanita selalu memberikan dorongan dan mengingatkan untuk berdoa.
Handoyo, ayah Rachmania berharap pemerintah memberikan dukungan dengan menyediakan pekerjaan, seperti ASN, untuk sang anak. Apalagi anaknya telah menyumbangkan dua kali medali perunggu di ajang SEA Games.
"Jadi ASN atau apa. Soalnya si anak ini untuk prestasi internasional sudah, tapi sampai sekarang kerja belum. Jadi, mohon dukungannya dari pemerintah gitu untuk ada prioritas," ucap Handoyo dengan penuh pengharapan.
Dengan mendapatkan pekerjaan tetap, maka sang anak dapat fokus mengembangkan bakatnya dan membagikan ilmunya sebagai pelatih.
Pilihan Editor: Klasemen Perolehan Medali PON 2024 Selasa Pagi 17 September: Jakarta Kian Mapan di Posisi Teratas, Jabar Jauhi Jatim