TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) diimbau mengupayakan dana dan melanjutkan pembinaan atlet junior melalui Program Indonesia Emas (Prima) Pratama yang dihentikan September lalu akibat kesulitan dana. Program tersebut dinilai strategis untuk menyiapkan calon pengganti atlet elite senior yang sudah mulai menurun prestasinya.
"Sebaiknya Kemenpora dan semua pihak terkait membicarakan masalah tersebut dan mencarikan jalan keluarnya. Pembinaan para atlet junior kita melalui Prima Pratama menurut saya sangat bagus dan sangat strategis. Saya sungguh terkejut ketika diberitakan Kemenpora menghentikan pembinaan mereka melalui Prima Pratama, karena kesulitan dana," tutur Eman Sumusi dari Bidang Pembinaan Prestasi KONI Pusat.
Kalau tidak segera diupayakan agar Prima Pratama berlanjut, Eman khawatir para atlet yang pernah ikut serta akan kembali mentah. "Sehingga harus memulai dari nol lagi membina mereka," jelas Eman di Jakarta, Selasa, 29 Otober 2013.
Keprihatinan yang sama diungkapkan Sekjen PP Pertina, Martines Dos Santos. Menurut dia, ada 15 petinju junior yang dibina melalui Prima Pratama. Para petinju itu berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Menurut Martines, pembinaan petinju melalui Prima Pratama sangat membantu PP Pertina dalam upaya mengembalikan kejayaan tinju amatir Indonesia. "Kami belum tahu bagaimana melanjutkan program pembinaan bagi para petinju junior tersebut, karena dana di Pertina amat terbatas. Para petinju tersebut terpaksa kami kembalikan ke provinsi masing-masing," kata Martines.
Martines mengharapkan Menpora dapat mengupayakan sumber dana lainnya untuk melanjutkan pembinaan para atlet junior tersebut, khususnya di cabang olahraga tinju.
Pada kesempatan terpisah, pembina cabang olahraga angkat besi nasional Hadi Wiharja juga mengaku sedih saat mendengar kabar penghentian Prima Pratama. "Saya bingung harus berkomentar apa, karena itu pembinaan para atlet usia 15 hingga 18 tahunan. Mereka merupakan aset sangat berharga untuk menyongsong tantangan olahraga ke depan. Kalau pembinaan mereka dihentikan karena masalah dana, saya enggak bisa berkomentar apa-apa," kata hadi yang juga mantan lifter nasional ini.
Menurut Hadi, terdapat 15 lifter junior potensial yang dibina melalui Prima Pratama. Hadi menyarankan sebaiknya hal ini sebaiknya dibicarakan bersama semua pihak terkait untuk dicarikan jalan keluarnya. "Sayang dihentikan di tengah jalan, karena mereka sudah lama dibina," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Menpora Yuli Mumpuni menyatakan pendanaan Prima Pratama dihentikan hingga Desember mendatang. Hal itu disebabkan dana untuk program ini terpaksa dialihkan guna membiayai kontingen Indonesia untuk SEA Games 2013.
Sedangkan Ketua Satuan Pelaksana Prima (Satlak Prima), Surya Dharma, mengatakan penghentian pendanaan Prima Pratama dilakukan karena tidak ada lagi dana untuk membiayai persiapan SEA Games. "Kebijakan ini memang pahit, menyedihkan. Tapi harus dilakukan," kata Surya.
Satlak Prima sejak awal mengusulkan dana Rp 515 miliar untuk persiapan SEA Games. Namun, yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat hanya 250 miliar. Satlak Prima terakhir menyatakan perlu tambahan Rp 60 miliar agar persiapan SEA Games berjalan dengan baik. Permintaan tambahan dana itu tidak bisa dipenuhi pemerintah.
GADI MAKITAN | AGUS BAHARUDIN