TEMPO.CO, Jakarta - Di lapangan panahan Gelora Bung Karno, Jakarta, Riau Ega Agatha Salsabila, 24 tahun, harus berjalan bolak-balik sejauh 70 meter dari titik tembak menuju papan sasaran, Jumat sore, 27 Maret 2015.
Hal itu harus dia lakukan untuk mencabut panah yang tertancap setelah melakukan tembakan dan kembali ke tempat bidik untuk melakukan rangkaian tembakan berikutnya.
"Kami sedang melatih kualitas (tembakan)," kata Riau kepada Tempo di sela-sela latihan itu. "Jadi ini seperti lomba. Pokoknya, anak panah kami tidak boleh keluar dari lingkaran kuning (nilai 9 dan 10)."
Sore itu Ega dan anggota pelatnas panahan lain diberi jatah menembakkan enam anak panah dalam 15 set. Latihan itu menjadi salah satu bagian untuk mencapai target total skor tembakan dua kali jarak 70 meter yang ditetapkan pelatih di SEA Games Singapura Juni nanti, yaitu 690.
Atlet putra yang akrab dipanggil Ega itu telah menorehkan perkembangan cukup memuaskan untuk mencapai target tersebut. Dalam Piala Asia Stage 2 yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pekan lalu, dia mampu mencapai skor 676 dalam babak tembakan dua kali 70 meter.
Pencapaian ini, menurut pelatih tim nasional panahan, Denny Trisyanto, berarti pemecahan rekor nasional yang tahun lalu juga dibuat dalam ajang yang sama oleh Ega sendiri. Ega juga membawa pulang medali emas karena mendapat skor tertinggi dalam babak itu. "Mudah-mudahan di SEA Games nanti bisa lebih baik lagi, sesuai dengan target pelatih," ucapnya.
Selain meraih medali emas di babak dua kali 70 meter, Ega menyabet medali perak pada babak aduan nomor beregu campuran bersama Ika Yuliana Rochmawati. Tak hanya itu, Ika juga memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri, dengan mencetak skor 650 dan meraih medali perunggu di babak dua kali 70 meter nomor recurve tunggal putri.
Manajer tim nasional panahan, Adhi Purnomo, mengatakan pencapaian Ika dan Ega membuat Indonesia berpotensi merebut medali emas di nomor recurve beregu campuran di SEA Games nanti. "Ini membawa kepercayaan diri buat tim," tuturnya.
Ega beranggapan bahwa pencapaian di Bangkok bukanlah patokan. "Di setiap pertandingan, semua atlet pasti ingin mendapatkan medali emas," ucapnya. "Jadi kami harus berusaha maksimal dan memiliki mindset menjadi juara. Kalau bisa sih, saya ingin mendapatkan medali emas di semua nomor recurve."
GADI MAKITAN