Nitya - Greysia, Beda Karakter Kompak di Lapangan

Reporter

Minggu, 28 September 2014 19:54 WIB

Greisya Polii (kanan) dan Krishinda Nitya Maheswari berselebrasi usai memenangkan final bulu tangkis ganda putri Asian Games ke-17 di Incheon, Korsel, 27 September 2014. AP/Dita Alangkara

TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda putri Indonesia Nitya Krishinda Maheswari tampaknya tidak cocok dipasangkan dengan Greysia Polii. Dari segi karaketer kedunya sangat berbeda. Perbedaan itu tampak jelas ketika mereka sedang bertanding. Greysia sangat ekspresif, sering sekali teriak-teriak di lapangan. Sementara, Nitya, cenderung tak banyak aksi. Ternyata perbedaan karakter itulah yang membuat mereka klik sehingga kompak di lapangan sehingga mampu menyabet medali emas di Asian Games 2014.

"Nitya memang diam-diam menghanyutkan. Kadang kalau sama Nitya harus ditanya dulu, baru deh mau bicara," kata Greysia seperti dikutip dalam situs badmintonindonesia.org Minggu, 28 September 2014.

Perempuan kelahiran Blitar, 16 Desember 1988 ini, menurut Greys juga tidak mudah bisa percaya dengan orang lain. "Dia juga pilih-pilih orang kalau mau curhat," ujar pasangan Nitya itu.

Nitya dan Greysia sempat dipisahkan pada akhir tahun 2009 lalu. Perkawinan keduanya di nomor ganda diceraikan oleh tim pelatih nasional karena prestasi mereka dinilai kurang maksimal. Setelah penampilan terakhir di SEA Games Laos 2009, Nitya dipasangkan dengan Shendy Puspa Irawati dan Greysia dipatnerkan dengan Meiliana Jauhari.

Sebelum akhirnya disatukan lagi dengan Greysia, Nitya sempat berpasangan dengan Anneke Feinya Agustin. Bersama Feinya, Nitya sempat membuat gebrakan dengan menyabet medali emas SEA Games 2011 setelah menyingkirkan seniornya Vita Marissa yang berpasangan dengan Nadya Melati.

Momentum penyatuan kembali Nitya dan Greysia terjadi saat PBSI melakukan perombakan pemain ganda putri menjelang Piala Sudirman 2013. Penampilan mereka di ajang Piala Sudirman yang berlangsung di Stadion Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 19-26 Mei 2013 itulah yang kemudian menjadi pertimbangan untuk melanjutkan duet mereka setelah terpisah empat tahun.

Kekompakan yang ditunjukkan ketika pertandingan ternyata juga dibumbui dengan pertengkaran-pertengkaran kecil di antara keduanya. Hal itu diakui oleh Greysia, "Sebagai pasangan dan teman, tentunya pernah." Namun, pertengkaran itu seringkali harus diabaikan karena mereka harus bersikap profesional.

Jika pertengakaran yang terjadi sudah mengganggu dalam latihan, pelatih akan turun tangan. "Koh Didi (panggilan kepada sang pelatih, Eng Hian) juga turun langsung soal non teknis seperti ini, maklum anak didiknya perempuan semua yang perasaannya lebih sensitif dari laki-laki, ha ha ha," kata Greysia.

Pelatih ganda putri Eng Han, menurut Greysia, mampu menjadi penengah yang baik setiap terjadi pertengakaran di antara pemain. "Kalau sudah ada masalah, kami bertemu bertiga. Saat sudah selesai dibicarakan, Koh Didi bilang: sudah selesai ya sampai di sini, tidak boleh ada gondok-gondokan, kalau ada, keluarin sekarang. Awas ya kalau sampai saya dengar lagi soal ini," Greysia menjelaskan.

Kekompakan Nitya dan Greysia ternyata mampu menjadi kekuatan tersendiri bagi mereka saat berkiprah di ajang pesta olahraga empat tahunan se-Asia ini. Satu demi satu lawan disingkirkan walaupun secara peringkat mereka masih di bawah lawan yang dihadapi hingga sampai ke final dan akhirnya menyabet medali emas.

Prestasi Nitya/Greysia di Incheon Sabtu lalu menjadi catatan baru dalam sejarah bulu tangkis Indonesia. Mereka menjadi pebulu tangkis ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas Asian Games setelah 36 tahun. Terakhir, pasangan Indonesia Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna menyabet emas di Asian Games tahun 1978.

RINA WIDIASTUTI | BADMINTONINDONESIA

Berita terkait

Gelora Bung Karno Lokasi Kampanye Akbar Prabowo-Gibran, Ini Profil GBK yang Mulai Dibangun Pada 1960

9 Februari 2024

Gelora Bung Karno Lokasi Kampanye Akbar Prabowo-Gibran, Ini Profil GBK yang Mulai Dibangun Pada 1960

Berikut profil Gelora Bung Karno atau GBK lokasi kampanye akbar Prabowo-Gibran. Mulai dibangun 1960 dan diresmikan 1962. Berapa kapasitasnya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Berduka Atlet Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal

14 Januari 2024

Presiden Jokowi Berduka Atlet Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal

Presiden Jokowi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya lifter peraih tiga medali Olimpiade asal Papua, Lisa Raema Rumbewas.

Baca Selengkapnya

Profil Eko Yuli Irawan, Peraih Medali Perak Angkat Besi di IWF Grand Prix II 2023 Qatar

10 Desember 2023

Profil Eko Yuli Irawan, Peraih Medali Perak Angkat Besi di IWF Grand Prix II 2023 Qatar

Karier gemilang atlet angkat besi Eko Yuli Irawan sudah terlihat sejak 2006. terakhir, raih medali perak di kejuaraan IWF Grand Prix II 2023 Qatar.

Baca Selengkapnya

Evaluasi Asian Games 2023, Menpora Panggil Perwakilan Cabang Olahraga secara Bergantian

31 Oktober 2023

Evaluasi Asian Games 2023, Menpora Panggil Perwakilan Cabang Olahraga secara Bergantian

Menpora Dito Ariotedjo mengatakan evaluasi Asian Games 2023 sebagai salah satu persiapan menuju Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Buruk Asian Games Berlanjut ke Denmark Open 2023, Ketua PBSI Soroti Masalah Kepelatihan hingga Demotivasi Atlet

23 Oktober 2023

Tren Buruk Asian Games Berlanjut ke Denmark Open 2023, Ketua PBSI Soroti Masalah Kepelatihan hingga Demotivasi Atlet

Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna membeberkan hasil rapat evaluasi kegagalan Asian Games 2023. Seberapa optimistis ke Olimipiade 2024?

Baca Selengkapnya

Indonesia di Asian Games 2023 Hangzhou: Daftar Cabang dan Atlet Penyumbang Medali serta Posisi dalam Klasemen Akhir

9 Oktober 2023

Indonesia di Asian Games 2023 Hangzhou: Daftar Cabang dan Atlet Penyumbang Medali serta Posisi dalam Klasemen Akhir

Asian Games 2023 Hangzhou sudah berakhir Minggu, 8 Oktober 2023. Simak daftar penyumbang medali bagi Indonesia dan klasemen akhirnya.

Baca Selengkapnya

Target di Asian Games 2023 Gagal Tercapai, Indonesia Tatap Olimpiade 2024

9 Oktober 2023

Target di Asian Games 2023 Gagal Tercapai, Indonesia Tatap Olimpiade 2024

Hingar-bingar pesta olahraga Asian Games 2023 sudah usai. Indonesia yang gagal memenuhi target berfokus menatap Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Klasemen Akhir Perolehan Medali Asian Games 2023 yang Ditutup Minggu 8 Oktober, Indonesia Posisi 13

8 Oktober 2023

Klasemen Akhir Perolehan Medali Asian Games 2023 yang Ditutup Minggu 8 Oktober, Indonesia Posisi 13

Asian Games 2023 resmi ditutup, Minggu, 8 Oktober. Simak klasemen akhir perolehan medali yang menempatkan Indonesia di posisi 13.

Baca Selengkapnya

Asian Games 2023 Resmi Ditutup, Edisi Berikutnya Digelar di Jepang pada 2026

8 Oktober 2023

Asian Games 2023 Resmi Ditutup, Edisi Berikutnya Digelar di Jepang pada 2026

Asian Games 2023 resmi ditutup melalui upacara megah yang dihiasi pameran teknologi visual tinggi di Stadion Olimpiade Hangzhou, Minggu, 8 Oktober.

Baca Selengkapnya

Drama Penetapan Tersangka Syahrul Yasin Limpo

8 Oktober 2023

Drama Penetapan Tersangka Syahrul Yasin Limpo

Penetapan status tersangka bagi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memunculkan banyak cabang drama dan kasus baru.

Baca Selengkapnya