Sembuh dari Depresi, Michael Phelps Bikin Yayasan Pengobatan

Minggu, 21 Januari 2018 17:30 WIB

Perenang Olimpiade Michael Phelps, berlumuran cairan bewarna emas saat menerima penghargaan Legend Award dalam acara Kids Choice Sport Awards 2017 di Los Angeles, California, 13 Juli 2017. REUTERS/Mario Anzuoni

TEMPO.CO, Jakarta - Perenang putra asal Amerika Serikat, Michael Phelps, mengatakan sempat berpikir untuk mengakhiri hidup pada saat sedanh di puncak karier. Pemegang rekor 23 medali emas di ajang Olimpiade tersebut mengatakan niat buruk tersebut pertama kali muncul saat mengikuti Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.

"Setelah mengikuti Olimpiade itu, saya rasa, saya mengalami depresi yang sangat berat," ujar Phelps seperti dilansir dari halaman BBC pada Sabtu, 20 Januari 2018. Di Olimpiade Athena tersebut, Phelps yang kala itu masih berusia 18 tahun berhasil memboyong enam emas dari berbagai nomor.

Saat itu, Phelps mengatakan mengalami emosi yang tidak menentu. Sanjungan yang terus diberikan kepadanya menjadi beban tersendiri bagi Phelps. Pada tahun yang sama, ia mulai berani melanggar beragam peraturan. Salah satunya adalah mengendarai mobil sewaktu masih di bawah umur yang ditentukan.

Pada 2008, sebulan sebelum mengikuti Olimpiade di Beijing, Cina, tersebar foto dirinya menghisap ganja dari sebuah pipa. Phelps mengakui gambar di foto tersebut adalah dirinya. Kemudian, ia meminta maaf dan mengakui perbuatannya tersebut adalah sesuatu yang patut disesalkan.

"Narkoba adalah suatu bentuk pelarian dari apapun yang sebenarnya ingin saya kejar," kata Phelps. "Hal tersebut menjadi candu bagi saya, setiap hari, untuk menghindar dari segala masalah yang saya rasakan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Phelps pun mengatakan mengalami masa terberatnya selepas ia mengikuti ajang Olimpiade pada 2012 di London, Inggris. "Pada saat itu, saya merasa tidak ingin berkecimpung di dunia olahraga lagi. Saya tidak ingin hidup lagi," ujarnya.

Pada saat-saat tersebut, Phelps kerap menyendiri selama tiga hingga lima hari di kamar tidurnya. Tidak makan, sedikit tidur, dan kerap berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Untunglah, Phelps mulai menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan. "Saya ingat saat saya menjalani pengobatan pertama. Saya gemetar karena gelisah dengan perubahan apa yang akan terjadi pada diri saya," ujarnya.

Pada hari pertama pengobatannya, seorang suster membangunkannya pada jam enam pagi. "Lihatlah tembok itu, dan ceritakan apa yang kamu rasakan," ujar Phelps menirukan ucapan sang suster yang membangunkannya. Di tembok tersebut, kata Phelps, tergantung gambar tentang delapan emosi dasar untuk mengidentifikasi kondisi emosional pasien.

Phelps menjawabnya dengan amarah. "Kamu pikir, seperti apa kondisi saya sekarang? Saya sangat tidak senang. Saya bukan orang yang biasanya bangun pagi," ujarnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, karena pengobatannya, Phelps mulai bisa menerima kondisi dirinya. "Saya mengatakan pada diri saya berulang kali, kenapa saya tidak menjalani pengobatan ini sejak sepuluh tahun yang lalu? Saya mulai menyadari, kala itu saya belum siap," ujarnya.

Dengan pengalaman hidupnya tersebut, kini Phelps telah menawarkan program Michael Phelps Foundation untuk para remaja di Amerika Serikat. Dengan begitu, ia berharap angka kematian remaja di negara tersebut dapat menurun.

"Momen ketika saya sembuh dari rasa depresi saya menjadi momen yang lebih baik dibandingkan saat saya berhasil memenangkan medali emas di Olimpiade," kata Phelps. "Saya sangat bersyukur bahwa saya tidak jadi mengakhiri hidup saya."

BBC | CNN | ERLANGGA DEWANTO

Berita terkait

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

15 jam lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

17 jam lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

2 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

Shin Tae-yong yakin para pemain Timnas U-23 Indonesia bisa tampil baik melawan Irak di Piala Asia U-23 2024 dan meraih tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

4 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

5 hari lalu

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah berlaga di Olimpiade Melbourne pada 29 November 1956. Maulwi Saelan cs berhasil melaju hingga perempat final.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

5 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

11 hari lalu

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

Indonesia kembali menambah atlet yang lolos ke Olimpiade 2024, yakni atlet dayung putra La Memo.

Baca Selengkapnya

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

11 hari lalu

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

Atlet dayung putra Indonesia La Memo berhasil meraih tiket Olimpiade 2024. Lolos untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Putuskan Pensiun dari Bulu Tangkis Dunia Usai Piala Thomas 2024

14 hari lalu

Kento Momota Putuskan Pensiun dari Bulu Tangkis Dunia Usai Piala Thomas 2024

Juara bulu tangkis dunia dua kali Kento Momota mengumumkan segera pensiun pada usia 29 tahun.

Baca Selengkapnya