Petinju asal Ekuador, Carlos Andres Mina terpukul oleh lawannya saat berkompetisi di kelas Ringan pria 81Kg dalam pagelaran Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, 10 Agustus 2016. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Tinju terancam tidak dipertandingkan dalam Olimpiade Tokyo 2020 karena induk organisasi olahraga tersebut, Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA), dinilai morat-marit. Ditambah lagi, Presiden AIBA diduga terlibat perdagangan narkotika.
Sinyal bahwa tinju bakal tidak ditampilkan di Olimpiade Tokyo 2020 ditunjukkan oleh Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dalam pertemuan di Pyeongchang, Korea Selatan, akhir pekan lalu.
"Kami sangat khawatir terhadap kondisi organisasi AIBA. IOC mempertimbangkan meninjau kembali keikutsertaan tinju di Olimpiade Remaja Buenos Aires 2018 dan Olimpiade Tokyo 2020," kata Bach.
Saat ini, semua kontrak sponsor dengan AIBA sedang dibekukan dan bakal ditinjau ulang setelah AIBA memberikan laporan tahunan kepada IOC pada April mendatang.
Presiden AIBA saat ini, Gafur Rakhimov, terbelit kasus dugaan terlibat kartel narkotika terbesar di Asia. Departemen Keuangan Amerika Serikat mencurigai pengusaha asal Uzbekistan itu merupakan pemimpin geng kriminal di negaranya.
Rakhimov ditunjuk sebagai Presiden AIBA sementara setelah pemimpin sebelumnya, Ching Kuo Wu dari Taiwan, diberhentikan dari jabatannya karena terlibat utang.
Tinju ditampilkan sejak penyelenggaraan Olimpiade 1904 St. Louis, Amerika Serikat dan selalu dipertandingkan hingga Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tinju hanya sekali tidak dipertandingkan, yakni di Olimpiade Stockholm 1912, karena aktivitas olahraga tersebut saat itu dilarang di Swedia.