Formula 1 GP Cina: Target Bottas Perlebar Jarak dari Para Pesaing

Reporter

Antara

Editor

Ariandono

Kamis, 11 April 2019 21:51 WIB

Pembalap Mercedes Valtteri Bottas ikuti sesi tes Pramusim Pertama F1 2019 di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, 18 Februari 2019. Sebanyak 11 pembalap akan mengikuti jalannya hari pertama testing F1 2019. REUTERS/Albert Gea

TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap tim Mercedes-AMG F1 Valtteri Bottas mengaku ingin memperlebar jarak perolehan poinnya di puncak klasemen dari pembalap lain dengan menargetkan hasil positif di balapan Formula 1 GP Cina akhir pekan ini.

Pembalap berusia 29 tahun asal Finlandia itu setelah menjalani dua balapan, sementara memimpin di puncak klasemen pembalap dengan 44 poin, terpaut satu angka dari rekan satu timnya, Lewis Hamilton yang menguntit diperingkat dua.

Menjadi pemuncak klasemen mempengaruhi pola pikir Bottas menjelang seri ketiga balapan Formula 1, demikian Reuters pada Kamis.

Baca: Formula 1, Presiden FIA Diminta Bantu Pembebasan Aktivis HAM

"Tentu itu menjadi faktor. Jika kalian lihat di atas kertas aku memimpin dan aku ingin mempertahankan posisi itu dan membuat jarak lebih lebar," kata Bottas dalam sesi jumpa pers di Sirkuit Internasional Shanghai, Cina.

"Targetnya adalah mempertahankan pimpinan, tapi mencapai hal itu adalah dengan fokus di tugas."

Di GP Australia, Bottas unggul dari Hamilton dan mempersembahkan finis 1-2 untuk Mercedes, sementara di Bahrain posisinya terbalik, giliran Hamilton yang juara setelah diuntungkan masalah reliabilitas mesin yang menimpa pebalap Ferrari Charles Leclerc, yang hampir meraih podium juara pertamanya.

Baca: Formula 1: Cerita dan Kontroversi Balapan Ke-1.000 di Cina

Bottas, yang gagal meraih satu pun gelar juara tahun lalu, unggul satu poin dari Hamilton setelah mencetak waktu putaran tercepat di balapan, aturan baru perolehan poin di musim ini.

"Di Bahrain... tentu ada hal-hal yang bisa aku lakukan dengan lebih baik," kata Bottas. "Bukan balapan yang sempurna tentunya, sangat berbeda dari Melbourne, tapi itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan karena semua dimaklumi."

Di balapan Formula 1 GP Cina tahun lalu, Bottas bisa saja menjadi juara jika saja tidak dirugikan oleh keluarnya Safety Car di waktu yang kurang menguntungkan baginya sehingga Daniel Ricciardo, kala itu membalap untuk Red Bull, merampas trofi juara memanfaatkan ban yang lebih baru untuk melesat di trek sepanjang 5,451 km itu.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

4 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

13 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

16 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

16 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

17 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya